Pembangunan RTH FTJ di Halmahera Barat Masih Terkendala Lahan Penginapan

Anggota Pansus Albert Hama. (Istimewa).

Beritadetik.id – Panitia Khusus (Pansus) bentukkan DPRD Halbar untuk menelusuri Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 2022 Pemerintahan Kabupaten Halmahera Barat mulai aksen turun lapangan meninjau empat proyek yang bersumber dari Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Anggota Pansus Albert Hama kepada wartawan Jumat (15/04) menyatakan,
yang menjadi keterlambatan pembangunan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) FTJ itu belum ada kesepakatan untuk pembongkaran dan pelebaran Ruang Terbuka Hijau ke Arah penginapan.

“Jadi salah satu penginapan punya ruang santai seperti jembatan yang panjang sampai ke pantai berdekatan dengan RTH itu yang menjadi keterlambatan karena belum bisa dibongkar,”jelas Albert.

Bacaan Lainnya

Ia berjanji, soal rapat ke depan nanti Pansus bakal memanggil pihak Bagian Pemerintahan yang sekarang lagi terkendala penginapan yang disamping pasar ikan Gufasa Jailolo tersebut.

“Jadi kendalanya itu lahan penginapan yang jembatan kecil untuk tempat santai dibelakang itu sampai saat ini belum ada penyelesaian. Harusnya diselesaikan dulu oleh Pihak Pemerintah Daerah karena hingga saat ini belum bisa dibongkar,”jelas Albert.

Menurut Politikus PKB ini, sebelum itu salah satu terjadi Keterlambatan juga soal pembongkaran pasar ikan, namun sudah selesai dibongkar.

“Keterlambatan pertama yaitu soal pembongkaran pasar ikan Jailolo itu yang membuat RTH mengalami keterlambatan dalam berjalannya pembangunan. Namun sudah selesai dibongkar,”jelasnya

Albert juga mengaku saat peninjauan proses pekerjaan sementara berlangsung pihaknya ketemu langsung dengan pengawas proyek.

“Di RTH dibangun juga lapangan basket dan lapangan futsal terbuka, outdoor. Proses pembangunannya sudah mulai terlihat. Sementara dipasang lantainya,”ujarnya

Dikatakan Albert, dari keterangan pengawas proyek jika tidak ada keterlambatan material maka satu bulan lagi bisa selesai.

Albert juga mengaku selain RTH FTJ, tim pansus juga tinjau Gedung Jailolo Convention center yang ada di belakang keraton Jailolo.

“Selain itu juga kami turun ke Sasadu Lamo, pihaknya menghitung jumlah tempat duduk kurang lebih ada 33 tempat duduk. Kemudian juga pembuangan air dikroscek semua nanti kami sanding dengan data ada kekurangan-kekurangan apa nanti kami konfirmasi lagi ke Pemerintah Daerah berhubungan dengan Sasadu Lamo,”ujarnya.

“Setelah meninjau ketiga lokasi yang bersumber dari PEN itu, kami juga datang ke RSUD Jailolo dan langsung ketemu direkturnya sudah sekitar 90 persen progres pembangunannya yang bersumber dari Dana PEN,”tambahnya.

Perlu diketahui RTH FTJ bersumber dari anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Untuk pagu anggarannya 19,8 miliar untuk nilai kontraknya 19,6 miliar.

Sedangkan RTH Sasadu Lamo pagu anggarannya 9 miliar. Sementara untuk gedung Convention center dengan pagu anggarannya sebesar 11 miliar dengan nilai kontraknya 10,9 miliar sekian.

Penulis: Rusnia Dale

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *