Bergerak di bidang pertanian dengan modal awal Rp 50 juta, pada tahun 2011 lalu, kini Jetty Ch. Hohakay, SH asal Desa Lina Ino, Tobelo Tengah, Halmahera Utara, meraup keuntungan dalam sebulan mencapai Rp 30 jutaan, berikut liputannya.
Rumah Jetty Ch. Hohakay di Desa Lina Ino, Kecamatan Tobelo Tengah, terlihat berbagai jenis kemasan produk olahan hasil dari buah pertanian yang siap dipasarkan.
Petani sukses yang satu ini latar belakang pendidikan bukan dari Jurusan Pertanian, melainkan kuliah S1 Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Bandung pada Tahun 1989.
Memulai obrolannya, Ibu Jetty menuturkan, sebelum dirinya sukses seperti sekarang, dulu ia hanya sebagai penjual sembako di Pasar Rumah Tiga di Kota Ambon, Maluku.
Perjalanan usahanya terhenti kala itu setelah konflik (kerusuhan) melanda negeri Maluku saat itu. Perjalanan hidup menjadi sulit bagi keluarganya Jetty ketika itu.
“Saat kerusuhan, kami mengungsi ke Manado, lalu ke Jailolo dan kemudian pindah ke Tobelo. Selama di Tobelo Halmahera Utara, disitu saya bersama suami saya merintis Hobata Farm,”katanya.
Ia menuturkan, dirinya bersama sang suaminya Eddy Ch Papilaya setelah masuk Tobelo, kira-kira sekitar tahun 2011 merintis usaha pertanian.
“Modal awal memulai usaha pertanian kira-kira Rp 50 juta dari dana swadaya. Dan dalam perjalanan mendapat bantuan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI sebesar Rp 250 juta,”tuturnya.
Usaha pertanian jenis tanaman hortikultura yang digeluti, kini ia sudah memiliki 20 kelompok yang tersebar di kawasan lingkar tambang PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM), serta satu Kecamatan di Tobelo.
“Alhamdulillah dari usaha pertanian ini pendapatan dalam per hari bisa sampai Rp 1 juta, dalam sebulan bervariasi antara Rp 20-30 juta,”ucapnya.
Dia bilang, dari pendapatan yang diraup, semua adalah hasil pertanian tanaman sayur Selada, Pakcoy, Kangkung dan Seledri. Selebihnya juga menggunakan cara menanam organik.
“Hasil pertanian kami pasarkan ke Pasar Moderen Tobelo, kirim ke Ternate, Manado, dan juga dijual/dipasarkan secara online,”ungkap ibu tiga anak itu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini pertanian masih sangat menjanjikan dalam perekonomian di daerah, apalagi dalam masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
“Dalam upaya menyediakan ketahanan pangan yang sehat dan bergizi serta peningkatan kesejahteraan Petani. Langkah dan jalanya petani jangan berhenti menanam,”katanya.
Jetty Ch.Hohakay, SH selain sebagai Ibu rumah tangga, namun beliau juga memiliki Passion dalam pertanian kewirausahaan khususnya dalam pengambangan sayuran organik seperti Selada, Pakcoy, Seledri dan kangkung.
Disamping tanaman holtikultura antara lain buah Naga Apel India Black Sapote Markisa jeruk dekopon dan Tong Heng Nagami.
Suami dari Dr Eddy Ch Papilaya ini juga mengembangkan beberapa produk unggulan seperti Ladahera dalam bentuk bubuk n Biji, Jahe instan, Tepung Kasava, Maduhera, Abon Cakalang, Sari Marqistob Sari Pala.
Untuk tingkatkan usahanya, Ibu dari 3 anak ini membangun mitra dengan Dinas Pertanian/Ketahanan Pangan Dinas Koperasi Dinas Perindustrian BPMD Pemkab Halmahera Utara.
“Kami juga bermitra dengan TP. PKK Kabupaten dan desa serta pihak swasta seperti PT NHM Gosowong dan PT Antam Buli, dalam melakukan pelatihan Petani,”tutur Jetty.
Selaku Fasilitator Pertanian, dirinya pada beberapa hari lalu terpilih sebagai salah satu nominator Duta Petani Andalan mewakili Halut dalam kompetisi di Kementrian Pertanian.
Diakhir wawancara, Jetty mengaku berkat usaha yang digeluti, kini tiga anaknya bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi S1 dan Studi S2.
“Anak saya yang pertama Jan E. Papilaya sudah menyelesaikan studi S1 di Fakuotas Pertanian Unsrat Manado, sekarang sedang lanjut S2 di Fakultas Ekonomi, anak yang ke-2 Regina C. Papilaya menjadi Lulusan tercepat (3,5 Tahun) di Fakultas Pertanian, dan yang ke 3 Abram C. Papilaya sedang kuliah di Jurusan Sastra Inggris, Unsrat Manado,”tutupnya.(*)
Penulis : Ridho Arief