Beritadetik.id – Proyek pembangunan talud senilai Rp 410 juta di bawah kendali Dinas PUPR Maluku Utara yang berlokasi di Desa Tauro, Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat disorot.
Pasalnya proyek yang dikerjakan sejak 2023, dan sudah masuk dalam tahapan akhir adendum itu hingga saat ini tak kunjung selesai.
“Proyek ini alami keterlambatan pekerjaan karena kendala bahan material yang sering terlambat,”kata Rahman, salah satu pekerja talud tersebut kepada wartawan, Kamis (11/1/2024).
Tak hanya itu, kendala lainnya di lapangan saat ini adalah material pasir dan batu milik warga belum dibayar, sehingga warga tidak mau digunakan sebelum dilakukan pembayaran.
“Batu dan pasir ini belum bayar, makanya masyarakat tara (tidak) mau kase kalau torang (kami) pake bahan,”ungkap Rahman.
Tak hanya Rahman, pekerja lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Menurut mereka pihak kontraktor meminta pekerja kerja cepat, tapi material warga tidak bayar.
“Torang (kami) mau kerja cepat, tapi bagimana, semen saja terlambat, dari pengawas pelaksana pertama sampe ganti kedua ini, pasir dengan batu pun belum bayar,”akunya.
Terpisah, Zulkarnain selaku Wakil Direksi CV Arintrisula Perkasa Perusahaan pemenang tender proyek di konfirmasi saat turun survei lokasi kerja, mengatakan masalah yang terjadi di lapangan pihaknya tidak mengetahui sama sekali karena tidak ada laporan dari pelaksana pertama.
“Masalah ini kami tidak tahu karena tidak ada laporan dari pelaksana ke pihak perusahaan, setelah kami turun ini survei baru tahu kendala di lapangan”, ucap Zul.
Zul bilang kalau masalah kemarin yang pertama setelah uang muka tidak cair selama tiga bulan, setelah cair 30 % baru pelaksanaan.
“Kami akan upayakan Insya Allah seminggu ke depan akan diselesaikan termasuk pembayaran material seperti pasir dan batu milik warga,”janjinya.(nia/red).
Penulis : Rusnia Dale
Editor : Ridwan Arif
