Mahasiswa Desak Bupati James Copot Kadinkes dan Dirut RSUD Jailolo, Ini Masalahnya

Gabungan OKP, yakni HMI, GMNI, LMND dan Jong Halmahera saat berunjuk rasa, Senin 20 Februari 2023.(Foto : Ist/beritadetik.id).
Gabungan OKP, yakni HMI, GMNI, LMND dan Jong Halmahera saat berunjuk rasa, Senin 20 Februari 2023.(Foto : Ist/beritadetik.id).

Beritadetik.id – Puluhan aktivis Mahasiswa berunjuk rasa menyoroti kasus kematian seorang bayi di RSUD Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, yang terjadi pekan lalu.

Aksi dari gabungan OKP, yakni HMI, GMNI, LMND dan Jong Halmahera berlangsung di depan RSUD Jailolo, Senin (20/2/2023).

Dalam aksi ini mahasiswa membawa tujuh tuntutan, salah satunya meminta agar Bupati James Uang mencopot Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD Jailolo dari jabatannya.

Bacaan Lainnya

Menurut pendemo, kasus kematian bayi dari pasangan suami isteri, Sarni Danoafsindir dan Nasarudin di RSUD Jailolo, murni kelalaian pihak rumah sakit.

Korlap Aksi, Julfikar Alwan mengatakan, kasus meninggalnya bayi saat dilahirkan di RSUD Jailolo adalah bukti rusaknya pelayanan kesehatan di Halmahera Barat.

Lemahnya sistem pelayanan kesehatan oleh oknum-oknum yang memegang jabatan terkait adalah sebab dari munculnya peristiwa ini.

Dia membeberkan Ibu Sarni sebagai pasien yang akan melahirkan, awalnya dilarikan ke RSUD Jailolo pada 15 Februari 2023.

Saat dilarikan ke RSUD Jailolo, pasien harus menahan sakit karena harus di rujuk ke RSUD Tobelo.

Gabungan OKP, yakni HMI, GMNI, LMND dan Jong Halmahera saat berunjuk rasa di depan RSUD Jailolo, Senin 20 Februari 2023.(Foto : Ist/beritadetik.id).
Gabungan OKP, yakni HMI, GMNI, LMND dan Jong Halmahera saat berunjuk rasa di depan RSUD Jailolo, Senin 20 Februari 2023.(Foto : Ist/beritadetik.id).

Rujukan ini dilakukan dengan alasan bahwa dokter spesialis kandungan RSUD Jailolo saat itu sedang tidak berada di tempat.

Di tengah perjalanan menuju Halmahera Utara, muncul informasi bahwa dokter spesialis kandungan telah berada di RSUD Jailolo.

Dari informasi itu, Sarni dan keluarga lantas berbalik arah untuk kembali ke RSUD Jailolo dengan harapan bisa cepat mendapat pelayanan.

Meski begitu, pasien saat tiba dan dilakukan operasi, bayi yang dikandung Sarni sudah tidak bisa diselamatkan atau meninggal dunia.

Dari peristiwa itu, direktur RSUD Jailolo mengatakan bahwa ini adalah persoalan miskomunikasi dari pihak dokter yang bertugas dengan dokter spesialis.

“Pernyataan Direktur RSUD Jailolo ini terlalu mengada-ngada,”tegas Julfikar.

Julfikar juga mempertanyakan sistem pengelolaan informasi di RSUD Jailolo. Apakah sistemnya sedemikian buruk itu?.

Apakah anggaran 20 persen dari APBD Halmahera Barat tidak mampu mengadakan dokter spesialis kandungan yang lebih dari 1?.

Apakah pihak pemerintah daerah dan DPRD tidak pernah meninjau rusaknya sistem pelayanan di Halmahera Barat?.

Sikap :

1. Copot Direktur RSUD Jailolo dari Jabatan.

2. Tambahkan dokter spesialis kandungan di Halmahera Barat.

3. Usut tuntas dan penjarakan dokter devi dan dirut RSUD Jailolo.

4. Copot Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat.

5. TINDAK TEGAS oknum-oknum yang terlibat dalam penyelenggaraan “Pesta” pada Hari Jadi RSUD Jailolo karena menyakiti hati korban serta mengganggu ketentraman.

6. Meminta agar secepatnya mengevaluasi sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten
Halmahera Barat.

7. Bila tuntutan ini tidak diakomodir maka kami akan datang dengan jumlah masa yang lebih banyak.**

Penulis : Rusnia Dale
Editor   : Ridho Arief

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *