8 Bulan Krisis Air Melanda Desa Muhajirin, Warga Minta Direktur PDAM Pulau Morotai Segera Diganti

Warga Desa Muhajirin Baru, Kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, Abubakar Saat Ditemui Wartawan, Kamis, (31/03/2022). || Foto: (Ul/beritadetik.id).

Morotai, beritaderik.id – Menjelang bulan Ramadhan warga Desa Muhajirin Baru, Kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, keluhkan Air Bersi yang mengalami masalah serius selama 8 bulan berjalan.

Berdasarkan laporan warga di daerah setempat kepada beritadetik.id, kendala air bersih sudah tujuh bulan sampai delapan bulan tak kunjung di perhatikan oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Pulau Morotai, Maluku Utara.

“Saya menilai Direktur PDAM, Pak Djuwandi tidak layak menjadi pimpinan PDAM untuk menjawab masalah air, karena selaku pimpinan harusnya peduli kepada masyarkat Muhajirin di tengah mudaratnya krisis air bersih. Hampir 90% sebagian besar masyarakat tidak merasakan Kesejahteraan soal air bersih (PAM). Kami hanya bergantung pada satu sumur bor di Desa kami, itu pun tidak setiap hari, malah sebaliknya kami dengan paksa membeli air dengan harga Rp 60.000 sampai Rp 70.000 Pertengki, “sesal Abubakar, warga Desa Muhajirin saat ditemui wartawan, Kamis, (31/3/22).

Bacaan Lainnya

Dia bilang, seorang Direktur harusnya turun di lapangan mencari tahu sekaligus memastikan apakah ada kendala air atau kerusakan air PAM di Pedesaan atau tidak, sehingga ketika terdapat kendala maka pihak PDAM secepatnya buat perbaikan

“Bayangkan, masalah air bersih di desa kami diperkirakan sudah 8 bulan tidak diperhatikan oleh PDAM. Pokoknya kami tidak peduli dengan berbagai alasan, bahwa penderitaan kita yang terhitung berbulan-bulan ini Direktur PDAM dalam waktu dekat segera selesaikan. Pastikan air harus lancar karena sekarang kami akan menyambut bulan Puasa. Kalau tidak, kami lebih setengah mati di bulan puasa nanti, “tegas Abubakar.

Padahal, lanjut dia, soal kesejahteraan masyarakat di sektor air bersih adalah salah satu program utama dari PDAM Pulau Morotai itu sendiri.

Senada dengan Hasan, warga setempat yang juga mengungkapkan rasa kesal kepada PDAM, bahwa terkait hal tersebut pihaknya merasa kecewa lantaran mendapat giliran air dari sumur bor, yang setiap bulan dibayar dengan harga Rp 20.000

“Kami setiap bulan harus bayar Rp 20.000 baru bisa dapat bagian dari giliran air bor, karena itu akan menjadi iuran yang diperuntukkan untuk pulsa listrik. Air dari sumur bor itu tidak cukup karena bergiliran, makannya kami ambil langka alternatif dengan membeli air pertengki Rp 60.000 maupun dengan harga Rp 70.000, “tuturnya.

Saking kesalnya Hasan, dirinya meminta agar direktur PDAM segera diganti karena tidak mampu mengakomodir atas tanggungjawabnya sebagai pimpinan di tengah krisis air bersih yang melanda Masyarakat Desa Muhajirin Baru selama delapan bulan

“Masalah air ini sudah cukup lama, bahkan sampai sejauh ini yang kami tahu pihak PDAM tidak pernah turun di desa kami untuk mengecek kendala air PAM. Jadi, kami minta agar Pimpinan PDAM segera di ganti, “ungkap Hasan dengan nada tegas

“Biar torang bayar (biar kami bayar-red) asalkan dong (mereka-red) kase mengalir ini air PAM, karena sampai sekarang kami masih menggunakan langkah alternatif dengan cara membeli air tengkih, “sambung dia dengan penuh harap.

Terpisah, Direktur Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Pulau Morotai, Djuwandi ketika dihubungi Wartawan lewat Via WhatsApp dan pesan teks berulang kali, namun pihaknya tidak memberi balasan sampai berita ini tayang. (ul/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *