24 Hari Karyawan IWIP asal Halteng Terbaring Kaku di RSUD Ternate, Adakah Sentuhan Tangan Pemda ?

Karyawan PT. IWIP asal Halmahera Tengah (Halteng) saat terbaring kaku di ruang ICU RUSD Ternate, Senin, 9 Agustus 2021.|| Foto : (Awan/beritadetik.id).

Ternate || B-detik.id — Hartomi Ade (20 Tahun), remaja asal Desa Sakam, Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah yang mengalami kecelakaan di ruas jalan Sagea menuju Lelilef pada Sabtu 18 Juli 2021 lalu, kini sudah memasuki 24 hari menjalani perawatan di RSUD Chasan Boesoire Ternate.

Pantauan beritadetik.id, pasien yang juga tercatat karyawan PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) Halteng itu terbaring kaku dan masih dinyatakan kritis di ruangan Intensive Care Unit (ICU) Lantai 6 RSUD Chasan Boesoire Ternate, Senin, 9 Agustus 2021.

“Sudah 24 hari anak saya menjalani perawatan dan belum sadarkan diri. Saat ini kami hanya berdoa agar ada keajaiban dari Allah untuk kesembuhan anak kami,”ucap Ade Safi, ayah pasien saat ditemui pada Senin, 9 Agustus 2021.

Bacaan Lainnya

Ade menambahkan, anaknya yang mengalami kecelakaan itu sudah dilakukan operasi pada bagian kepala korban oleh Dokter RSUD pada pekan lalu. Meski begitu, kondisi anaknya sejak pasca operasi tak kunjung sadar hingga saat ini.

Di tengah kondisi pasien yang masih terus terbaring kaku di ruangan ICU RSUD Ternate itu, dirinya pun berharap ada rasa empati dan kepedulian dari Pemerintah daerah (Pemda) Halmahera Tengah.

“Untuk terkait masalah biaya pasien agak sedikit diperbantukan karena menggunakan BPJS, sementara untuk makan dan lainnya juga untung ada keluarga (anak kami) di Ternate yang bisa membantu menopang kekurangan makan dan minum keluarga pasien,”ucapnya.

Dikatakan, walaupun sudah ada keringanan melalui BPJS dan ditopang untuk penaganan makan minum dari keluarga di Ternate, namun dirinya berharap adanya sedikit kepedulian dan rasa empati pemerintah daerah terhadap warganya yang terkena musibah tersebut.

Kronologis Kecelakaan

Di tempat terpisah, Rifandi Rabbo yang juga keluarga dekat dari korban menuturkan,
Pasien adalah karyawan PT.IWIP.

“Pasien atau korban kecelakaan motor ini adalah karyawan IWIP, namun saat kecelakaan pasien tidak menggunakan dinas. Mungkin karena kecelakaan di luar kerja, sehingga sampai saat ini pihak IWIP tidak memperhatikannya,”katanya.

Terkait kronologis kecelakaan, Rifandi menceritakan, bahwa sebelumnya korban pulang kerja dari PT.IWIP Desa Lelilef langsung pergi ke Sagea pada Sabtu, 18 Juli 2021. Tujuan korban ke Sagea dalam rangka untuk berkunjung ke teman-teman dan bersilaturahmi dengan keluarga.

“Saat itu korban tidak sendirian, tapi bergoncengan degan salah satu temannya. Di waktu bersamaan saya bersama salah satu teman saya ikut di bagian belakang kendaraan yang dikemudikan korban sebelum kecelakaan terjadi,”cerita Rifandi mengisahkan detik-detik kecelakaan korban.

Menurutnya, saat kecelakaan korban itu, saksi (Rifandi) hanya bisa menangis karena melihat si korban dan temannya sudah terbaring kaku di pinggir jalan usai kecelakaan.

“Tubuh para korban saat itu bersimbah darah, termasuk teman korban yang bergoncengan atas nama Alpian Saban,”ungkapnya.

Beruntung dalam insiden ini korban Alpian hanya mengalami luka ringan, sementara Tomi (Pasien) mengalami kritis akibat benturan keras di bagian kepalanya hingga dilarikan RSUD Weda dan selanjutnya dirujuk ke RSUD Ternate.

“Alpian saat ini ada di kampung, dia sudah jalan namun belum bisa beraktifitas berat, sedangkan korban Hartomi Ade sudah dalam 24 hari ini masih koma di RSUD Ternate,”tambahnya.

Latar Belakang Ekonomi Keluarga Pasien

Sekedar diketahui, latar belakang orangtua korban, Ade Syafi dan Wahima Hi. Dikir adalah petani yang dari sisi pendapatan tidak menentu.

Pasutri ini dikarunia empat orang anak, mereka hidup berdomisili di Desa Sakam, Kecamatan Patani Timur, Halmahera Tengah, Maluku Utara.(awn/red).

Darmawan Jufri
Author

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *