Warga Sambut Bulan Ramadhan Dengan Ketakutan, Pasca Pembunuhan di Hutan Patani

Puluhan aparat saat diterjunkan di TKP pasca tiga warga terbunuh di hutan Patani Timur.

PATANI || Beritadetik.id — Aktifitas warga di sejumlah desa wilayah Kecamatan Patani Timur, Halmahera Tengah, Maluku Utara, ikut terganggu bahkan ketakutan ke kebun pasca kejadian pembunuhan terhadap tiga warga di kawasan hutan Gunung Damuli, Sabtu (20/3/2021) pekan lalu.

“Pasca peristiwa tiga warga terbunuh secara sadis di Hutan Patani Timur, tepatnya di kem 5 Sungai Gowonle dekat Gunung Damuli, sekarang warga menjadi trauma dan takut saat hendak ke kebun. Untuk itu kami sangat berharap selain para pelaku segera ditangkap, juga pihak aparat TNI/Polri dan Pemda hadir memberikan solusi menempatkan pos satgas di setiap Desa wilayah Patani Timur,”kata Jahim, Warga Desa Masure Patani Timur Halteng kepada Reporter beritadetik.id, Senin (29/3/2021).

Bacaan Lainnya

Warga setempat mengaku, bahwa biasanya aktifitas masyarakat dalam menjemput bulan suci Ramadhan dalam setiap tahunya mereka harus menyiapkan segala kebutuhan seperti kayu bakar, sagu, minyak kelapa, dan lain-lain. Namun sontak aktifitas tersebut tidak terlihat pada warga Patani timur saat ini, sebab Warga takut dan tidak merasa nyaman untuk ke kebun/hutan, karena trauma dengan Kasus Pembunuhan oleh orang tak dikenal (OTK) di hutan Patani timur beberapa waktu lalu.

“Sekarang ini kami takut mau ke kebun untuk ambil makanan atau ambil kayu bakar. Sementara Ramadhan sudah dekat, kami sangat tidak nyaman,”aku Jahim mewakili keresahan sebagian warga setempat.

Dengan kondisi itu, warga berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Halmahera Tengah dan aparat TNI/Polri untuk hadiri memberikan solusi kepada warga masyarakat di wilayah Patani Timur maupun di wilayah Patani Utara saat ini.

Minta Hadirkan Pos Jaga

Terkait Kasus Pembantaian terhadap tiga warga di hutan Patani, Ikatan Pelajar Mahasiswa Masure Maluku Utara (IPMM-MU) mendesak Pemerintah Daerah dan juga Pemerintah Kecamatan Patani Timur agar segera hadirkan pos jaga di wilayah tersebut.

Ketua Umum IPMM-MU, Jasri Abdullah mengatakan, pasca tragedi berdarah di Hutan Patani Timur yang saat ini menimbulkan trauma di kalangan warga masyarakat yang menjadi titik dan lokus peristiwa ini terjadi. “Mencermati hal ini, kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan, aparat TNI/Polri agar hadir sebagai pengayom warga yang saat ini aktifitasnya menjadi terganggu,”ujarnya.

Ditegaskan, kasus pembantaian di hutan Patani Timur tepatnya di Kali Gowonle dekat kawasan gunung damuli ini sudah berulang kali meresahkan warga, bukan baru kali ini setelah kejadian terbunuhnya tiga warga pada beberapa waktu lalu.

“Pemerintah harus hadir memberikan solusi yang bisa dapat membuat warga masyarakat bisa nyaman dan tidak terganggu, bukan sebatas datang membuat pencitraan lalu pergi,”tutur Jasri.

10 Saksi Sudah Diperiksa

Kapolres Halteng : AKBP Nico A. Setiawan

Kabid Humas Polda Maluku Utara, Kombes Pol Adip Rajikan mengungkapkan, saat ini tim penyidik masih gencar melakukan proses penyelidikan dalam tragedi tiga warga di wilayah setempat.

“Masih proses penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan barang bukti,” tutur Adip.

Sementara Kapolres Halmahera Tengah, AKBP Nico A. Setiawan menyatakan, total saksi yang telah diperiksa sejauh ini sebanyak 10 orang.

“Enam saksi yang diperiksa adalah warga sekitar yang pertama kali menemukan korban meninggal dunia. Sedangkan empat saksi sebelumnya adalah para korban selamat,”jelasnya.

Korban Tragedi Pembunuhan

Sekedar diketahui, Sebanyak tiga warga ditemukan tewas terbunuh oleh orang tak dikenal (OTK) pada 20 Maret 2021 pekan lalu saat mereka masuk ke Hutan untuk mendulang emas di kali Gowonle dekat Gunung Damuli, Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah.

Ketiga korban (Meninggal) itu bernama Risno Muhlis (40) warga Desa Soma Malifut Kecamatan Halmahera Utara, Yusuf Kader (40) warga Desa Batu Dua Patani Utara, dan Hi. Masani (55) warga Desa Masure Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah.

Sementara sebanyak empat di antara mereka berhasil menyelamatkan diri dan hanya mengalami luka terkena duri atau pohon pada saat berlari, yakni Martawan Abdullah (45), Jahid Hamid (40) dan Anto Latani (45) warga asal Batu Dua Patani Utara, serta Babinsa Kopda Moh Zen Tehuayo (35) Anggota Koramil 1512-02/Patani yang ikut serta dalam rombongan itu.(tim/red).

Reporter : Darmawan Jufri / Rijal Kusnan
Editor. : Redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *