Halteng || Beritadetik.id — Bupati Edi Langkara (Elang) dan Panitia Kabupaten diduga mempolitisir proses tahapan seleksi uji kompetensi Calon kepala desa (Cakades) di sejumlah desa di wilayah Halmahera Tengah.
Dugaan politisasi ala Bupati Elang melalui Panitia Pilkades tingkat Kabupaten dalam proses pesta demokrasi pemilihan kepala desa ini pun ramai mendapat kecaman dari berbagai pihak, terutama warga net lewat grup Facebook Nuansa Halmahera Tengah (NHT) dalam sepekan terakhir.
Akun Facebook Mashud Alfatani lewat unggahannya di laman Group Facebook Nuansa Halmahera Tengah (NHT) ikut menyesalkan sikap penguasa di wilayah setempat.
Dalam statusnya Mashud menyebutkan, yang sudah jadi kepala desa defenitif saja dipecat, apalagi yang baru screening. Jadi serahkan saja ke bupati untuk pilih sandiri kepala desa, tidak usah ada pemilihan, Baru nanti DPRD pilih Sekertaris.
“Hasil Screening Pilkades Halmahera Tengah menunjukkan kekalahan Elang menuju 2024,”tulis Mashud, Sabtu (26/6/2021).
Selain Mashud, Akun atas nama Yusril Kamaludin juga mengecam sikap panitia pilkades yang diduga mempolitisir tahap seleksi Pilkades tersebut dengan cara menggugurkan sejumlah calon kades di desa Damuli, Kecamatan Patani Timur.
“Pukul mundur Panitia, harap ditinjau kembali karena terdapat kekeliruan dan kerakusan serta misi kerusakan didalamnya,”kata Yusril.
Tak itu saja, Yusril bahkan mengunggah selebaran Seruan Aksi Masyarakat menolak hasil uji kompetensi bakal calon kepala desa Damuli, Kecamatan Patani Timur, seruan itu sebagai bentuk mosi tidak percaya terhadap panitia Kabupaten.
Selain itu akun bernama Ijan dalam statusnya mengatakan, bahwa yang tidak lolos Screening untuk pencalonan kepa desa statemen dari panitia bahwa nilai yang tidak mencukupi.
“Ini alasan yang tidak logis, panitia ngone (kalian,red) ini foya (berbohong). Ini ada intervensi dari Pemda yang itu merujuk pada sisi kepentingan kelompok. begini begini yang negeri tambah hancur,”tulis Ijan.
Udy Opy dalam unggahan statusnya menyebutkan Bupati tidak punya hak intervensi Pilkades. Ini adalah kecurangan yang dilakukan oleh para elit politik.
“Kalau kapala desa, pak bupati ambil alih (ikut campur) dan pilih kasih, maka tidak menutup kemungkinan, kepentingan 2024 akan jadi catatan oleh masyarakat Patani Timur. Kemenangan Elang di 2024 akan gagal,”tulis akun tersebut.
Penelusuran media ini sendiri, langkah kuasa politik ini diduga sengaja diperankan untuk merawat kekuasaan jangka panjang, karena semakin kecil basis kekuatan politik Edi Langkara yang terbentuk khususnya di wilayah Kecamatan Patani Timur dalam menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 mendatang.*