Guru Honorer dan GHC SD 55 Halsel Menderita, Kepsek : Saya Khilaf

Kondisi Bangunan SD Negeri 55 Desa Laigola, Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) tampak tidak terawat.

HALSEL || Beritadetik.id — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Halmahera Selatan diminta memperhatikan nasib para Guru Honorer serta Guru Halsel Cerdas (GHC) di SD Negeri 55 Halsel yang sudah dalam 5 bulan terakhir tak kunjung dibayarkan gajinya.

“Selain guru honorer dan juga Guru Halsel Cerdas (GHC) yang gajinya tidak dibayarkan dalam beberapa bulan terakhir, saat ini kondisi bangunan sekolah SD Negeri 55 di Desa Laigola, Kecamatan Kayoa juga tampak tidak terurus dan sagat terlihat jorok dan semeraut,”kata salah seorang guru setempat yang meminta namanya tidak dipublikasikan, Selasa (30/3/2021).

Bacaan Lainnya

Dia bilang, permasalahan yang dihadapi banyak hal, termasuk persoalan pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di sekolah tersebut. Dampak dari ketidakjelasan pengelolaan dana BOS ini ikut berimplikasi atau berdampak pada tunggakan gaji guru honorer dalam 5 bulan terkahir.

“Soal gaji yang ditunggak, kami sudah menuntut ke kepala sekolah namun sampai sekarang ini kepala sekolah tidak merespon soal hak-hak para guru maupun keperluan di sekolah yang ada,”ungkap salah satu guru honorer itu kepada Reporter beritadetik.id, Selasa (30/3/2021).

Tidak sampai disitu, lanjut dia, bahwa selain gaji guru honorer selama 5 bulan yang belum dibayarkan, para guru kontrak atau Guru Halsel Cerdas(GHC) pada tiga bulan ini juga gajinya tidak diberikan oleh pihak sekolah. Dari permasalahan tersebut saat ini diketahui berdampak terhadap proses pelayanan belajar mengajar di sekolah itu. “Sekarang siswa datang ke sekolah paling awal jam 08.00 WIT pagi dan pulang sekolah pukul 10.00 WIT pagi,”jelasnya.

Masalah lainya terkait pengadaan bantuan afarmasi, dimana setiap sekolah Rp 6 juta untuk pengadaan leptop, namun barang belanjaan tidak terlihat di sekolah.

Terpisah, Kepala Sekolah SD Negeri 55 Halsel Muhammad Badar dihubungi media ini menyatakan, terkait pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagaimana keluhan oknum guru itu, bahwa soal ini hanya bentuk kesalahpahaman saja antara oknum guru honorer setempat denganya.

“Itu hanya salah paham saja, dari beberapa guru menganggap saya tidak merespon dengan soal ini apalagi dengan pengelolaan dana BOS, saya juga upaya agar secepatnya bisa membayar gaji mereka yang tertunda,”janji Kepsek.

Sembari mengaku dirinya khilaf degan apa yang terlanjur di sekolah yang ia pimpinya. “Saya khilaf, karena akhir-akhir ini banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga saya juga jarang ke sekolah. Saya sibuk degan pekerjaan di luar,”tutup kepsek.(kia/red).

Reporter : Sarkia Muhlis

Editor : Redaksi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *