Warga Halmahera Timur Beban Tarif Angkutan Darat, Pemda Didesak Cari Solusi

Alfian Jailan, Aktifis Maluku Utara. | Foto: Istimewa.

Haltim, beritadetik.id – Masyarakat Halmahera Timur, Maluku Utara, merasa terbebani atas kesepakatan kenaikan harga tarif angkutan darat sebesar Rp. 400 ribu untuk wilayah Maba sampai Sofifi, pun sebaliknya Sofifi ke Maba.

Dari Masyarakat, melalui Alfian Jailan dalam keterangan resminya yang diterima beritadetik.id, Selasa, (5/4), mengatakan kenaikan Tarif Angkutan Darat di Halmahera Timur, pihaknya sangat terbebani bahkan merugikan masyarakat menengah ke bawah ditengah kelangkaan Minyak Goreng, Kenaikan harga BBM dan krisis ekonomi.

“Atas dasar keputusan resmi dari perwakilan sopir Organda dan Dinas Perhubungan Halmahera Timur yang tertuang dalam berita acara lewat pemberitaan di beberapa media Maluku Utara, sangatlah tidak mewakili aspirasi masyarakat secara terbuka,”beber Alfian yang juga mewakili Mahasiswa dan Pemuda Halmahera Timur itu.

Bacaan Lainnya

Ditegaskan, alangkah baiknya Pemerintah Daerah Halmahera Timur duduk berfikir mencari jalan keluar yang demokratis untuk mengurangi beban masyarakat.

“Kami juga mengerti kalau Organda sopir angkutan darat lintas Sofifi sampai Halmahera Timur mengalami dampak buruk dari kenaikan harga BBM di Indonesia, tapi Masyarakat menengah hari ini lebih merasakan banyak dampak mulai dari mahalnya harga minyak goreng, harga BBM meroket, sembako, dan lainya, “ungkap dia.

Jadi, lanjut Alfian, soal keputusan kenaikan harga tarif angkutan darat semestinya di pihak pemerintah daerah pertimbangkan sekali lagi, agar bersama ikuti jalur demokrasi untuk mencari solusi, sehingga terkesan tidak membebani dan merugikan masyarakat.

“Apalagi kami mahasiswa yang orang tua kami bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Keputusan ini harusnya di bebankan ke Pemerintah Daerah, DPRD dan Dinas Perhubungan Halmahera Timur untuk mencari solusi terbaik, bukan terus membebani masyarakat yang nantinya terus miskin dan melarat disepanjang hidup “jelasnya.

Alfian bilang, kenaikan harga BBM berdampak luas pada masyarakat menengah ke bawah.

“Pemerintah hanya sebatas sepakat di atas kertas, tanpa memikirkan jalan keluar upaya mengurangi beban masyarakat, “cetusnya. (awn/red).

Berikut, data dari tarif angkutan umum darat wilayah Halmahera Timur :

1. Maba – Buli sebelumnya Rp 55 ribu, naik Rp 70 ribu.

2. Buli – Subaim sebelumnya Rp 85 ribu, naik Rp 130 ribu.

3. Maba – Bicoli sebelumnya Rp 55 ribu, naik Rp 80 ribu.

4. Buli – Wayamli sebelumnya Rp 55 ribu, naik Rp 80 ribu.

5. Subaim – Lolobata sebelumnya Rp 45 ribu, naik Rp 80 ribu.

6. Subaim – Nusajaya sebelumnya Rp 80 ribu naik Rp 100 ribu.

7. Maba – Sofifi sebelumnya Rp 350 ribu, naik Rp 400 ribu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *