Ancam Bunuh Massa Aksi, GMNI Bakal Laporkan Bupati Halmahera Utara ke Polda

Bupati Halmahera Utara Ir. Frans Manery saat bertemu massa aksi di depan Kantor Bupati Halut, Rabu 22 Februari 2023.(Foto : Istimewa).
Bupati Halmahera Utara Ir. Frans Manery saat bertemu massa aksi di depan Kantor Bupati Halut, Rabu 22 Februari 2023.(Foto : Istimewa).

Beritadetik.id – Sikap Bupati Halmahera Utara Ir. Frans Manery yang mengancam untuk membunuh sejumlah kader GMNI di wilayah Halut ikut di prihatin kader GMNI Kota Ternate.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Ternate akan menindak lanjuti tindakan bupati halmahera Utara terhadap Anggota GMNI di wilayah Halmahera Utara ke Polda Maluku Utara.

Ketua GMNI Cabang Ternate, Nafiar Khutani mengatakan sikap Bupati Frans Manery kepada masa aksi GMNI Halut tidak dapat dibenarkan menurut Undang-Undang.

Bacaan Lainnya

“Setiap orang berhak menyampaikan pendapat di depan umum itu merupakan relevansi yang tertuang dalam UUD, karena itu sikap Bupati yang mengusir massa aksi dengan kata-kata kotor harus dipertanggung jawabkan di depan hukum,”ujarnya.

Sebagai Kader GMNI dia merasa tidak nyaman dengan narasi yang di keluarkan Oleh Bupati Halut Ir Frans Manery.

Pasalnya bahasa yang di keluarkan di nilai tidak etis dan sebagai kepala daerah tidak pantas menuturkan kalimat demikian.

Koordinator Lapangan Wilson Musa menguraikan, kronologi ancaman bupati tersebut terjadi saat kader GMNI Halut menggelar aksi di depan Kantor Bupati Halmahera Utara pada Rabu kemarin.

“Saat Menyampaikan aspirasi di depan kantor bupati, kami di sambut dengan tekanan saat melakukan negosiasi dengan salah satu oknum pejabat pemda,”ucap Wilson.

Menurutnya masalah ini terjadi karena sesuai hasil seting tidak mau hearing dengan bupati tapi dengan inspektorat.

Sasaran aksi adalah untuk menuntaskan dugaan korupsi yang ditangani pihak Polres Halut, Inspektorat dan Kejaksaan Negeri Halmahera Utara.

Selanjutnya, Korlap juga menjelaskan kronologis di lapangan sejak massa aksi mau melangkah ke titik aksi selanjutnya dan mendapatkan Intimidasi dari pihak Bupati Halut.

“Ketika Kami mau bergeser ke Kejaksaan Negeri, Tiba-tiba bupati keluar dari kantor dan minta klarifikasi,”katanya.

Permintaan bupati itu ditolak oleh massa aksi karena sasaran aksi ke Inspektorat. Tak lama setelah itu, ajudan bupati tiba-tiba menangkap supir dan mengambil kunci mobil lalu di bawakan ke pos Satpol PP.

Dari masalah tersebut, selaku koordinator lapangan, langsung bersikap mengambil tindakan untuk mematikan mesin, sound dan segera mencari supir agar dapat melanjutkan aksi ke rute berikutnya Kejari Halut.

Karena hal ini emosi Bupati Ir. Frans Manery ikut meledak dan langsung mengeluarkan kata-kata yang tak pantas kepada massa aksi.

“GMNI ngoni (kalian) jangan datang lagi demo di kantor bupati, kalu ngoni (kalian) datang lagi kita bunuh ngoni (kita bunuh kalian,red),”ucap Frans Manery.

Tak sampai di situ, Bupati dua periode itu mengelukan kalimat “Ngoni itu labae tong bunuh (kalian itu lebih baik dibunuh), daripada jadi bibit tara bae,”sambung bupati.

Dari kronologi kejadian ini, DPD GMNI serta DPC GMNI Kota Ternate akan segera ke Polda Maluku Utara untuk membuat laporan resmi memproses bupati Halut.(nia/red).

Peliput : Rusnia Dale
Editor   : Ridho Arief

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *