Ternate, beritadetik.id – Unjuk rasa jilid III oleh ratusan Mahasiswa Maluku Utara yang menamakan diri Front Berjuang Bersama Masyarakat (BBM) di Depot Pertamina Jambula Kota Ternate dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian.
“Aksi yang berlangsung pada Kamis kemarin di Pertanian Jambula, tercatat sejumlah pendemo ikut dipukul oleh oknum anggota kepolisian yang mengamankan jalannya aksi tersebut,”ucap Aktifis Aslan Sarifudin lewat keterangan resminya kepada beritadetik.id, Sabtu (23/4).
Aslan membeberkan, tindakan represif dengan cara pembubaran paksa, penangkapan, penganiyaan, dan pemenjaraan terhadap massa aksi secara brutal dan masif dalam gerakan ini adalah bukti matinya demokrasi di Maluku Utara.
Disebutkan, aksi Komite Berjuang Bersama Masyarakat dan Mahasiswa di Kota Ternate Maluku Utara pada tanggal 11, 18 dan 21 April 2022 atas penolakan kenaikan harga BBM, PPN, beserta mahalnya sembako.
“Parahnya praktek kekerasan oleh oknum anggota Polri terhadap gerakan persatuan rakyat dan mahasiswa di beberapa titik, seperti di depan Kantor Walikota Ternate, jalan Bandara Babullah, depan Pertamina Jambula maupun di rute lainya masih saja terjadi,”ungkap Aslan dengan nada kesal.
Dijelaskan, kronologis dan fakta-fakta aksi jilid III ini ditulis secara lengkap oleh notulen aksi Rakib Kibo yang mengamati setiap kejadian dalam aksi tersebut.
“Aksi ini sebelum terjadi bentrokan, massa tidak lagi ingin melanjutkan aksi karena sudah memasuki waktu magrib. Bahkan Moderator pun telah menonaktifkan megafon/spiker karena menghargai waktu berbuka puasa dan sholat,”ucapnya.
Saat itu pula, massa aksi yang memilih mundur nampak terlihat jauh dari Pertamina Jambula sekitar 50 meter, dan posisi itu pihaknya duduki badan jalan sebelah kiri untuk menunggu waktu buka puasa bersama secara damai dan tertib sebagaimana protap kepolisian.
Sontak, detik-detik itu juga massa aksi dibubarkan oleh pihak kepolisian.
“Polisi pasang barikade dan gunakan pentungan. Tak hanya itu, sadisnya watercanon pun di kerahkan personil kepolisian lalu menyemprot massa aksi yang lagi 35 menit berbuka puasa,”ucap Rakib.
Dalam rilisan kronologis oleh Front BBM Malut juga tertulis, ada keterangan dari salah satu massa aksi bahwa pihaknya melihat sejumlah oknum yang diduga anggota polisi yang menyusup masuk dalam barisan pendemo lalu melempar batu ke arah barikade polisi.
“Jadi lemparan batu bukan dari massa aksi/mahasiswa, pemuda, dan warga Jambula, melainkan lemparan batu itu dimulai dari oknum anggota Polisi,”bebernya.
Lanjut dia, demo jilid III yang berlangsung, pihaknya telah sepakat bahwa aksi yang digelar adalah aksi damai, demi menjaga kelangsungan aktivitas warga yang sedang menjalankan ibadah puasa.
“Massa aksi tidak membakar ban bekas dan lempar batu atau merusak fasilitas umum dan Pertamina saat aksi berjalan,”ucap Rakib keterangan resminya kepada beritadetik.id, Sabtu, (23/4/22).
Sembari mengaku, Mahasiswa, salah satunya bernama Fuji dan beberapa massa Mahasiswa ditangkap dengan cara brutal, ditarik dan diseret ke jalan raya, kawan-kawan di pukul dengan cara yang tidak manusiawi.
19 Manifesto Front BBM Malut
1. Segera Adili dan Pecat Oknum Anggota Polisi yang Menganiaya Massa Aksi.
2. Hentikan Kekerasan Terhadap Massa Aksi Front Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara dan Gerakan Rakyat lainnya.
3. Copot Kapolda Maluku Utara dan Kapolres Kota Ternate sekarang juga.
4. Turunkan Harga BBM, Minyak Goreng, Tolak PPN 11%, Tarik Listrik dan Elpiji.
5. Cabut UU Cipta Kerja, Hentikan Revisi UU Peraturan Pembentukan Perundang-undangan.
6. Pemerintah Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara segera memberikan subsidi BBM gratis terhadap rakyat.
7. Memperbanyak Subsidi Pertalite serta Tangkap dan adili mafia BBM.
8. Hentikan Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak.
9. Mendesak Pemkot dan Pemprov untuk menertibkan harga BBM ditingkat Pengecer.
10. Pemerintah Provinsi dan 10 Kabupaten Kota di Maluku Utara ; bangun Industri Minyak Kelapa Dalam di bawah kontrol petani / rakyat.
11. Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara segera ungkap sampel tumpahan minyak di Pantai Jambula ke Publik.
12. Segera memfasilitasi BBM jenis Pertalite untuk Nelayan Kota Ternate.
13. Copot OH (Kepala TBBH Pertamina), P3 dan HSE.
14. Segera Merealisasikan Bantuan Tanggap Darurat untuk masyarakat Kel. Jambula.
15. Copot Kapolda Malut dan Kapolres Ternate.
16. Tolak segala Program Strategis Nasional (PSN) yang merusak lingkungan, Wujudkan Reforma Agraria untuk Petani.
17. Hentikan Penimbunan Lahan di Kel. Fitu Kota Ternate.
18. Mohon Solidaritas dan Kecaman Kawan-kawan Organisasi Buruh, Petani, Perempuan, Masyarakat Adat, Kelompok Lingkungan, Lembaga Bantuan Hukum, Mahasiswa, Pemuda, Jurnalis dan Rakyat terhadap tindakan Represif dan Penganiayaan Massa Aksi Front Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara.***