Kasus Gantung Diri di Halmahera Utara Naik Jadi 63 Orang

Korban Gantung diri di Galela Selatan, Selasa, 10 Agustus 2021.|| Foto : (Istimewa).

Beritadetik.id – Warga Igobula Kecamatan Galela Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, digegerkan dengan kasus gantung diri salah satu remaja inisial AY alias Andi (21 Tahun) di rumahnya, pada Selasa, 10 Agustus 2021.

Korban yang tercatat berprofesi sebagai Petani itu ditemukan dalam posisi tergantung di rumah miliknya di Desa Igobula, sekira pukul 08.00 WIT.

“Korban sebelum ditemukan dalam keadaan gantung diri, ia awalnya diketahui sedang bertengkar dengan istrinya pada beberapa hari lalu,”kata saksi Nurdiana Saleh (44 Tahun).

Bacaan Lainnya

Saksi lanjut menceritakan, setelah pertengkaran itu, istri korban pergi meninggalkan rumah untuk mengamankan diri di rumah AA di Desa Soakonora selama 3 hari dan tak pulang ke rumah, hingga akhirnya korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Kronologis Gantung Diri

Senin, 9 Agustus 2021 sekira pukul 21.00 WIT, ibu korban mendengar informasi bahwa korban mengamuk di rumah adiknya Nurdiana Saleh yang sementara di tempati korban dan istrinya, sesampai di rumah, ibu korban langsung menegur korban dikarenakan korban mengamuk dengan sebilah parang.

Saat itu, ibu korban sempat berkata kepada korban (jika ada masalah rumah tangga jang bagini). Meski begitu perkataan sang ibu itu rupanya tidak digubris dan malah korban membalas perkataan ibunya  (Mama saya su stres mama, jadi jang bapele (menghalangi), kita pigi ini su (Sudah) Tara (tidak) akan bale,”ucap korban dihadapan ibunya.

Aksi adu mulut yang tak berujung itu membuat ibu korban keluar dari rumah dan memberitahu ke tetangga bernama Ale agar membantu menenangkan korban dan mengamankan parang dari tangan korban. Meski begitu, korban tetap ngotot dan meminta agar jangan ada yang mencampuri masalahnya.

“Saat itu korban bilang ke kami untuk tidak ikut campur, karena itu urusan rumah tangganya. Ancaman korban itu membuat saya (Ale,red)  tidak berani mendekati korban,”tutur Ale yang juga saksi dalam peristiwa itu.

Lanjut saksi, dalam beberapa saat kemudian korban kembali masuk ke rumah dan mematikan semua penerangan (lampu), setelah itu ibu korban masuk ke rumah dan menyalakan lampu diruang tamu dan kamar, namun pintu kamar yang ditempati korban dalam keadaan terkunci, sehingga ibu korban beranggapan bahwa korban sudah tertidur.

Keesokan harinya pada Selasa 10 Agustus 2021 sekira pukul 07.30 WIT, Nurdiana Saleh (saksi) berkunjung ke rumah saudarinya Fatma Saleh untuk menitip anaknya.

Terkait dengan itu saksi bergegas ke rumahnya yang saat ini ditempati oleh korban. Setibanya di rumah, saksi langsung masuk dan melihat isi rumah sudah berantakan, selanjutnya saksi mengetuk pintu kamar korban namun tidak di buka, saksi pun mengintip lewat celah pintu kamar, di tengah ia mengintip, ternyata di dalam kamar korban sudah tergantung tak bernyawa.

Peristiwa Sebelumnya

Diketahui, Polres Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara, pada pekan lalu sempat merilis Jumlah kasus bunuh diri yang terjadi dalam tiga tahun terakhir di wilayah Hukum Halmahera Utara.

Hasilnya, dari data Kepolisian, angka kasus gantung diri yang terjadi di wilayah Halut, terhitung dari 2019-2021 jumlahnya sebanyak 62 kasus. Jika ditambah dengan kasus terbaru di atas, maka total peristiwa bunuh diri di Halmahera Utara meningkat menjadi 63 orang.

“Dari catatan kepolisian, Kabupaten Halmahera Utara masih didominasi kasus bunuh diri. Terdiri dari 43 kasus terjadi di 2019, 13 kasus pada tahun 2020, dan 6 kasus terjadi pada tahun 2021,”kata Kapolres Halut, melalui Kabag Ops AKP. Ranto Eko kepada wartawan, Senin pekan lalu.

Dikatakan, aksi bunuh diri yang terjadi rata-rata motifnya karena perseteruan dalam rumah tangga.

Ia juga menjelaskan, untuk 13 kasus yang terjadi tahun 2020, terdiri dari Kecamatan Tobelo sebanyak 3 kasus, Kecamatan Tobelo Utara sebanyak 2 kasus, Tobelo Tengah 2 kasus, Tobelo Selatan 1 kasus, Tobelo Timur 1 Kasus, Kao Utara 1 kasus, Kecamatan Galela 1 kasus.

“Ada juga dua warga di luar Halmahera Utara, yakni warga asal Kecamatan Obi Selatan, di tambah Kabupaten Pulau Morotai yang ikut tercatat bunuh diri di wilayah hukum Polres Halmahera Utara,”tutup Ranto.(red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *