Dilema Kepasrahan | Cerpen

Sirli Saputri, di tepi pantai.
Sirli Saputri, di tepi pantai.

Pada ranum malam yang hampir hilang gemerlap cahayanya, aku dan kekasihku pulang kerumah, setiba dirumah aku langsung berbaring sebab sekujur tubuhku lemas tertimpa kelelahan karena aktivitas yang takkan ada hentinya.

Aku tidur dengan pulas dan nyenyak, seperti tak ada pikiran sama sekali. Sudah beberapa hari aku tidak merasakan keanehan.
Tetapi, keganjalan keganjalan itu mulai menyelinap masuk dalam rasio, sepertinya aku melewatkan sesuatu hal yang fatal.

“cekrek cekrek..”, bunyi hpnya yang sedari tadi memotretku dan menyembunyikannya agar tak terlihat ketika aku membuka seisi galerinya. Dan bodohnya aku, aku tidur seperti orang mati, tak ada tanda – tanda agar aku terbangun dari tidurku.

Bacaan Lainnya

Besoknya, aku berinisiatif untuk melakukan segala cara agar tahu dia sedang menyembunyikan apa dihpnya, aku terkejut karena aku mendapatkan banyak sekali fotoku yang tak menggunakan baju yang disembunyikannya ahh.. ternyata orang yang selama ini kudambakan tega membuat hal sekeji itu.

Aku seperti orang gila, yang berlalu lalang ditelan perihnya nestapa kebencian, Aku benci lelaki itu..

Tak kusangka merapal bangunan kasih yang terjalin sedemikian lama itu pula tega dihancurkannya karena nafsu birahi yang dipelihara di dinding kepalanya.

Kepanikanku mulai menjalari akal, tanganku gemetar, bingung dan malu telah menjadi santapan pahit, tanpa aba – aba aku segera menghapus foto itu.

Bagaimana nanti aku melihat paras yang lugu dan seperti orang tak berdosa itu ?,

Apakah aku harus melanjutkan kisah asmara yang telah dikotori, mentalku dikoyak – koyak seperti mati jiwaku. (dibalik pintu menangis seseguhkan)

Cengkraman tanganku menembus tembok kamar itu, serasa dunia pelita yang telah kita bangun anak tangganya, telah patah bergeletak bersama kepasrahan itu.
Akhhhhhh… kehancuranku.

 

Karya: Sirli Saputri

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *