Kisah Pilu Nelayan Asal Tidore, Minim Fasilitas Alat Tangkap, Terpaksa Alih Profesi Jadi Penjual Daging

Ahmad Yasin (41) saat diwawancarai Reporter beritadetik.id.|| Foto : (awan/beritadetik.id).

Ahmad Yasin (42 Tahun) satu dari sekian banyak nelayan di pesisir wilayah Maluku Utara yang terbilang tak mendapat perhatian pemerintah di Maluku Utara.

Lelaki bertubuh kekar asal Tidore Kepulauan itu mengisahkan, sebelum dirinya tercatat sebagai penjual daging sapi di Pasar Bahari Berkesan, Kota Ternate. Awalnya ia berprofesi sebagai nelayan, namun dengan kendala keterbatasan alat tangkap membuat Ahmad beralih menjadi seorang penjual daging sapi.

“Selama 18 tahun aktifitas saya sebagai nelayan, selanjutnya sekitar tahun 2018 saya beralih profesi sebagai penjual daging sapi karena tak lagi punya alat tangkap,”ungkap Ayah 8 Anak itu.

Bacaan Lainnya

Ia menceritakan, dirinya bergelut sebagai seorang nelayan selama 18 Tahun dan malang melintang di perairan Ternate dan Tidore.

“Aktifitas masa lalu saya di laut ini kini semuanya hanya menjadi kenangan. Waktu saya masih ingat, perahu yang saya melaut adalah perahu manual yang secara ekonomis sangat tidak mendukung untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan untuk dijual,”tutur Ahmad mengisahkan.

Dari keterbatasan alat tangkap milik pak Ahmad, sempat dirinya berinisiatif membuat proposal untuk meminta bantuan anggaran dan alat tangkap Nelayan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) sekitar 2018 lalu.

Meski begitu, dari proposal yang diajukan Ahmad dengan harapan penuh bisa mendapat dukungan pemerintah, teryata tak kunjung direspon sampai sekarang.

Pasrah dengan keadaan itu, Ahmad kemudian memilih menjadi penjual daging dan sekarang tergabung dalam APSAKU Kota Ternate sebagai Anggota terhitung sejak tahun 2019-2021 saat ini.

Ia juga berharap pemerintah jangan hanya sibuk urus politik dan jangan haya berjanji di setiap musim pemilu, tapi turun dan lihat serta membantu masyarakat yang masih banyak tidak tersentuh kebijakan dan program pemerintah.

“Nelayan dan Petani Malut saat ini belum tersentuh secara merata terkait pembedayaan nelayan dan petani yang selama ini dijadikan materi kampanye untuk menarik simpati pemilih,”sambung Ahmad dengan kesal.

Sembari berharap pemerintah Kota Ternate agar membenahi fasilitas/tempat penjualan daging di wilayah setempat, agar para penjual dan pembeli merasa nyaman.(*).

Reporter

Darmawan Jufri, Ternate

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *