Beritadetik.id – Calon gubernur Maluku Utara Sultan Tidore Husain Alting Sjah yakin Sultan Ternate Hidayatullah Sjah mendukungnya dalam Pilgub Malut.
Pernyataan Cagub nomor urut 1 itu dilontarkan dalam kampanye terbatas di Kelurahan Dufa Dufa dan Akehuda, Kota Ternate, Rabu (9/10/2024).
Ia menyatakan, dirinya dan Sultan Ternate bersaudara. Sultan Hidayat adalah adiknya. Jika secara syariat Sultan Hidayat menyatakan mendukung orang lain, secara hakikat dukungannya tetap diberikan kepada Sultan Husain.
“Ada orang mengatakan bahwa saya ini tidak didukung oleh Sultan Ternate. Ada orang yang bilang begitu. Saya bilang pa dorang, kalau orang yang di luar dan tidak memahami identitas Maluku Kie Raha, (maka) Maluku Kie Raha ini ada adabnya. Ada yang namanya syariat, hakikat, makrifat,” tuturnya.
“Apa yang dibilang itu adalah syariat. Tapi hakikatnya di Maluku Kie Raha, seorang Hidayat Mudaffar Sjah, Jou Ternate, saya pe (saya punya) ade, itu secara hakekat saya yakin tidak akan mungkin dia tinggalkan au se rehe, darah dagingnya sendiri. Dia akan bersama dengan saya,” tegas cagub nomor urut 1 ini.
Keyakinan itu, kata Sultan Husain, berlandaskan pada ikatan darah dan emosional. Ia bilang, orang tua Sultan Hidayat, almarhum Sultan Mudaffar Sjah, adalah orang tuanya juga.
“Jou lamo ma lamo-lamo, Buldan Ternate, Haji Mudaffar Sjah, ketika sakit beliau panggil saya, disaksikan oleh Habib Abubakar Alattas dan Jou Kalem Hidayatullah Sehan. Saya pegang beliau punya tangan, saya cium. Saya bilang ‘Jou, tabea, Jou, bantu doa pa saya supaya saya bisa lihat Tidore’. Paitua (bapak) bilang pa saya ‘Jou, untuk sementara jangan cuma ngana liat Tidore. Ngana juga liat Maluku Kie Raha ini. Ngana liat ngana pe ade-ade’. Dan amanat itu saya pegang. Saya tidak pernah bergeser dari amanat itu sekalipun hanya seutas rambut. Saya tetap komitmen dan konsisten, istiqamah terhadap janji saya pada beliau,” ungkapnya.
Ketika Sultan Mudaffar yang tengah dalam perawatan medis meminta dipulangkan ke Ternate, Sultan Husain ikut mengantarkan pulang. Begitu pula ketika almarhum Sultan Mudaffar harus kembali dirujuk ke Jakarta, Sultan Husain setia mendampingi.
“Dua hari tiga malam (di rumah sakit). Di malam yang ketiga saya bilang di Ul, anak beliau, saya pulang mandi dulu karena sudah dua hari tidak mandi. Tapi saya minta Ul jangan tinggalkan sisi beliau. Begitu saya tiba di hotel mau ganti baju, Ul telepon saya ‘papa so kase tinggal’. Saya tara jadi mandi, saya balik ulang ke rumah sakit. Saya urus jenazahnya, terakhir saya antarkan sampai ke liang lahat,” kisahnya.
“Saya tidak minta balas budi, itu kewajiban seorang anak kepada orang tuanya. Tapi kalau mengatakan bahwa saya main-main untuk memecah belah kesultanan, itu adalah sesuatu yang tidak baik menurut saya. Benar saya katakan benar, salah saya katakan salah,” imbuh Sultan Husain.
Bagi seorang sultan, sambungnya, tidak akan bergeser atau takut terhadap ancaman apapun.
“Oleh karena itu, tugas saya adalah menjaga Maluku Kie Raha. Sebagaimana Hidayat Sjah menjaga Ternate dan Maluku Kie Raha, saya juga ditugaskan dan diamanatkan seperti itu. Oleh karena itu saya berharap nanti suatu saat, saya dan saya pe ade Jou Kolano Hidayat Sjah (tampil) bergandeng tangan dan buktikan torang kase bagus Maluku Kie Raha. Jadi tidak usah khawatir, dalam situasi politik seperti ini, itu hanya riak-riak kecil saja,” ujarnya.
Sultan Husain menambahkan, hubungannya dengan Sultan Hidayat maupun saudara-saudara sultan yang lain amat baik.
“Jika ada di luar yang mengatakan begini-begini, itu mereka melihatnya dari sisi syariat saja. Kalo dong lihat dari sisi hakikat, dong pe airmata jatuh. Betapa indahnya, betapa harmonisnya hubungan antara kesultanan yang satu dengan yang lain,” tandasnya.(*).