Pemilih Merlisa Cenderung Pilih Syahril-Makmur Ketimbang Petahana di Pilwako Ternate 2024

Syahril Abdul Rajak.(Istimewa).
Syahril Abdul Rajak.(Istimewa).

Beritadetik.id – Hasil survei Litbang HalmaheraPost menunjukkan pendukung tiga kandidat Walikota Ternate Tahun 2019 lalu akan beralih pilihan ke Pasangan Syahril Abdul Rajak dan Makmur Gamgulu di Pilwako 2024

Jufri Abubakar, Direktur Litbang HalmaheraPost mengatakan Survei dilakukan 4 hingga 11 September 2024. Metode survei multistage random sampling ini dengan margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sistem pengambilan survei melakukan wawancara tatap muka.

Survei ini melibatkan 700 responden dari berbagai kecamatan di Kota Ternate menggunakan metode multi-stage random sampling.

Bacaan Lainnya

Proporsi responden seimbang antara laki-laki dan perempuan (50:50), dengan margin of error ±3,8% dan tingkat kepercayaan 95%.

Setiap responden diwawancarai secara langsung oleh pewawancara yang terlatih, dan dilakukan quality control sampel secara acak.

dari hasil survei ini Jufri menyebutkan basis ketiga Calon Walikota dan Wakil Walikota 2019-2020 lebih cenderung menetapkan pilihan ke Syahril Abdul Rajak di Pilwako 2024.

“Jadi pendukung Merlisa Marsaoly-Juhdi, Yamin Tawari Abdulah Tahir dan Muhammad Hasan Bay-Asgar Saleh pada Pilkada Kota Ternate Tahun 2019 kemarin cenderung memilih kandidat Calon Wali kota Ternate tahun 2024 ke pasangan Syahril Abdul Rajak dan Makmur Gamgulu,”ungkapnya pada Selasa malam 15 Oktober 2024.

Petahana Masih Perkasa

Meski begitu, Litbang HalmaheraPost menyebutkan hasil survei yang menunjukkan kemenangan dominan masih tetap pada pasangan calon nomor urut 2 Tauhid Soleman-Nasri Abubakar dalam kontestasi Pilkada Ternate 2024.

Survei yang dilakukan pada periode 4 hingga 11 Oktober 2024 ini mengungkapkan bahwa pasangan Tauhid-Nasri unggul dengan tingkat elektabilitas sebesar 45,4%.

Di urutan kedua, pasangan Syahril Abdurajak-Makmur Gamgulu meraih dukungan 35,1%, disusul oleh Erwin Umar-Zulkifli Hi. Umar dengan 13,6%, dan Santrani Abusama dan Bustamin Abd Latif dengan 5,7%.

Survei ini melibatkan 700 responden dari berbagai kecamatan di Kota Ternate menggunakan metode multi-stage random sampling.

Proporsi responden seimbang antara laki-laki dan perempuan (50:50), dengan margin of error ±3,8% dan tingkat kepercayaan 95%.

Setiap responden diwawancarai secara langsung oleh pewawancara yang terlatih, dan dilakukan quality control sampel secara acak.

Kemenangan Tauhid Soleman dan Nasri Abubakar ini memperlihatkan kepercayaan masyarakat Kota Ternate terhadap kepemimpinan mereka.

“Dengan perolehan elektabilitas sebesar 45,4%, Tauhid-Nasri mampu menunjukkan bahwa masyarakat Ternate masih memberikan kepercayaan besar kepada mereka untuk memimpin kota ini,”kata Jufri.

Menurutnya, angka elektabilitas 35,1% yang diraih oleh Syahril Abdurajak dan Makmur Gamgulu juga mengindikasikan persaingan yang tetap ketat.

“Pasangan Syahril-Makmur masih memiliki peluang untuk memobilisasi pemilih yang belum menentukan pilihan. Tantangan ini juga berlaku bagi pasangan Tauhid-Nasri untuk menjaga dan memperkuat basis dukungannya,” jelas Jufri.

Jufri menilai bahwa perolehan 13,6% oleh Erwin Umar & Zulkifli Hi. Umar serta 5,7% dari Santrani Abusama & Bustamin Abd Latif memperlihatkan bahwa seluruh pasangan calon memiliki pendukung masing-masing, namun perlu kerja keras untuk menggaet suara pemilih yang masih ragu.

Survei ini mencakup populasi masyarakat Kota Ternate yang sudah memiliki hak pilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024.

Responden dipilih secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih di masing-masing kecamatan, mencakup Ternate Selatan, Ternate Tengah, Ternate Utara, Pulau Ternate hingga wilayah kepulauan seperti Moti, Hiri dan Batang Dua.

Kemenangan pasangan Tauhid Soleman dan Nasri Abubakar di survei ini menunjukkan dominasi mereka dalam peta elektoral Kota Ternate.

Meski demikian, dengan masih adanya undecided voters, potensi perubahan preferensi pemilih tetap terbuka hingga hari pemungutan suara pada 27 November 2024.

“Perlu mencermati dinamika elektoral yang masih bisa berubah mengingat masih ada momentum seperti, debat kandidat yang juga menjadi penentu elektoral,”tandasnya.(ian/red).

Penulis : Alfian Hattari
Editor   : Ridho Arief

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *