Beritadetik.id – Proyek perawatan Masjid Baiturrahman yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pulau Morotai sejak tahun 2024 masih terus berlanjut hingga 2 Mei 2025.
Perpanjangan masa pemeliharaan ini dilakukan untuk memastikan perbaikan menyeluruh dan kualitas pekerjaan yang optimal.
Muhammad Adhiyatma, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas PUPR Morotai, menjelaskan bahwa tahap pemeliharaan proyek tersebut masih berjalan.
“Tahap pemeliharaan kami itu sampai tanggal 2 Mei 2025. Jadi masih terhitung, sebenarnya dari kontrak itu hanya 90 hari kerja. Tapi saya minta ke kontraktor diperpanjang,” jelasnya kepada awak media, Senin (8/4/2025).
Menurut Adhiyatma, masalah kebocoran atap Masjid Baiturrahman baru muncul setelah melewati tahun anggaran. Awalnya, perbaikan atap beton telah dilakukan, namun kebocoran tetap terjadi.
“Setelah kami melakukan perbaikan di bulan Ramadan dan melakukan pengecekan kembali, ternyata masalahnya bukan di atap beton, tapi di celah-celah kubah Masjid,” tuturnya.
Adhiyatma mengungkapkan bahwa terdapat celah antara kubah dan dudukannya, yang menyebabkan air hujan merembes masuk hingga ke bondek dan merambat ke balok.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas PUPR meminta kontraktor untuk menambah lapisan membran aspal pada atap Masjid.
“Jadi saya minta mereka perbaiki kembali, membran aspal yang lama dibuka dan disiram membran aspal lagi, setelah kering baru ditutup lagi dengan membran aspal, jadi air mengalir langsung keluar di pembuangan air hujan,” terangnya.
Selain perbaikan atap, kontraktor juga melakukan perbaikan plafon Masjid Baiturrahman.
Adhiyatma menegaskan bahwa pihaknya tetap meminta kontraktor untuk bertanggung jawab penuh atas masa pemeliharaan pekerjaan tersebut.
“Jadi saya tetap sampaikan ke pihak kontraktor tanggung jawabnya untuk masa pemeliharaan pekerjaan itu tetap diselesaikan dengan syariat harus tidak bocor lagi,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa perbaikan plafon sebenarnya di luar kontrak awal, namun kontraktor bersedia melakukannya atas permintaan Badan Takmir Masjid (BTM).
“BTM Baiturrahman minta kalau bisa cat plafon, akhirnya pihak kontraktor membantu cat plafon dan pekerjaan anak tangga,” ungkapnya.
Proyek pemeliharaan Masjid Baiturrahman ini telah melalui serah terima pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dari pihak ketiga ke Dinas PUPR.
“Dan dari segi kontrak dan volume memang sudah selesai tidak ada masalah,” bebernya. Adhiyatma menjelaskan bahwa pekerjaan utama mereka adalah hanya pemasangan membran aspal.
“Karena kami punya perhitungan pertama dari anggaran Rp750 juta, setelah kami hitung PHPS dan analisis harga satuan itu ternyata harga membran aspal tidak mencukupi untuk meng-cover sampai ke perbaikan plafon,” tuturnya.(ul)