Kado untuk HUT ke 19 Kabupaten Halmahera Timur

Penulis : Hasbi Salasa

Mei 2022 menjadi sesuatu yang tak pernah dilupakan oleh Masyarakat Halmahera Timur, bulan dimana Halmahera Timur diberikan gelar sebagai Kabupaten.

Perjuangan panjang agar Halmahera Timur melepaskan diri dari rahim Kabupaten Halmahera Tengah, tentunya melewati banyak tantangan.

Bacaan Lainnya

Halmahera Timur dalam catatan sejarah, termasuk sebagai daerah yang ikut dijajah. Bahkan kondisi rakyat Halmahera Timur layaknya sampan ditengah teluk kekewe, terombang-ambing derasnya ombak di pesisir Maba Utara.

 

 

Bayangkan saja, bagaimana dahulu negeri para kapita pernah dikuasai layaknya hewan ternak oleh bangsa lain.

Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, namun sangat sulit dinikmati generasi. Penyebabnya karena Sumber Daya Manusia (SDM) kita yang dipojokkan sedemikian rupa dan tidak diberikan panggung oleh para pemodal yang berinvestasi di negeri tersebut.

Jika menoleh kembali sejarah negeri ini, nampaknya berbagai upaya telah dilakukan oleh para kapita. Perang fisik dan politik yang kerap kali mengalami kekalahan. Tapi mencoba bangkit kembali untuk merebut tanah dan kedaulatan masyarakat Halmahera Timur waktu itu.

Semua perjuangan itu terbayar lunas pada 31 Mei 2005. 19 tahun silam. Jika kita ingin membayangkan, rasanya seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Bagaimana negeri kita di mekar, berdaulat dan diakui kedaulatannya oleh negeri lain. Masyarakat Halmahera Timur telah mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Suka cita Pemekaran negeri ini tak lantas membuat kita benar-benar tegak. Terlalu banyak gonjang-ganjing yang pernah dialami masyarakat negeri ini. Sebut saja salah satunya kejadian Pemindahan Ibu Kota Halmahera Timur. Salah satu cobaan terberat yang hingga detik ini dapat kita jadikan suatu pelajaran berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi dengan kekuatan masyarakat yang besar, Kabupaten Halmahera Timur mampu melewati semua itu.

Dan kini setelah 19 tahun berlalu sejak Pembentukan Hinga pemekaran, masyarakat Halmahera Timur jangan sampai terlelap. Terpejam dalam kabut, terlena dalam nikmatnya investasi. Cobaan masih saja menghantui untuk merebut segala sesuatu yang dimiliki negeri ini.

 

 

Jika ada waktu untuk kembali merenungkan, nampaknya saat ini kita masih terbelit dengan banyak sekali permasalahan. Dari Exploitasi Sumber daya Alam hinga Fanatisme politik yang meraja lela menawarkan kenikmatan namun merebut jati diri masyarakat Halmahera Timur.

Isu dan ego wilayah yang menebar ancaman, coba menghancurkan negeri dengan segala cara. Koruptor yang menggerogoti hak-hak masyarakat. Isu sara, polemik agama, ketimpangan sosial, dan masih banyak yang perlu dibenahi di negeri ini. Namun dibalik semua itu, pemerintah telah lelap tertidur di atas kekuasaannya.

Sekali lagi Halmahera Timur adalah Negeri yang kuat, Negeri yang besar, Negeri para kapita Negeri yang mampu menyatukan perbedaan. Itulah sebabnya masyarakat Halmahera Timur jangan pernah di jajah lagi dengan inovasi asing, fokuslah pada inovasi anak negeri.

Kita sebagai Masyarakat Halmahera Timur tentu harus mampu menjaga dengan baik status Negeri ini. Bukan hanya memaknai sesaat pada saat perayaan hari Lahiri Negeri ini saja, melainkan dengan menanamkan semangat semboyan Limabot faivie yang tinggi setidaknya kepada diri masing-masing, lalu tularkan kepada anak cucu yang membutuhkan arahan kita.

Tentu setiap individu memiliki cara tersendiri untuk memaknai 31 Mei ini. Jika kita seorang petani, ayolah mengolah tanah sebaik mungkin, munculkan inovasi, hembuskan mimpi agar negeri kita tidak sampai kekurangan pangan dan bagi nelayan hembuskan mimpi agar negeri kita jadi ladang perikanan.

Jika kalian seorang pejabat, lakukanlah tugas mulia untuk melayani rakyat. Tunjukkan kerja untuk memajukan negeri, lepas kepentingan pribadi atau golongan. Hapus kata korupsi dalam kamus kerja kalian. Atau melakoni profesi apapun kita, tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu lakukan semua berdasarkan kebenaran, jangan sekali-sekali mencoba menghianati negeri ini. Tunjukkan kerja kita demi prestasi masyarakat Halmahera Timur.

Halmahera Timur Dalam Data 

Lewat momentum Dirgahayu Halmahera Timur ke-19 Tahun ini, publik masih mencatat beragam permasalahan infrastruktur pembangunan dan juga masalah kemiskinan penduduk yang perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah saat ini.

Masalah akses jalan dan jembatan di beberapa wilayah Kecamatan, salah satunya di daratan Wasile Utara yang nyaris sulit dilintasi warga. Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi pemerintahan di Periode Bupati dan Wakil Bupati Ubaid – Anjas saat ini.

Baru-baru ini publik dikagetkan dengan data BPS yang mempresentasikan penduduk miskin di Halmahera Timur pada Maret 2021 sebesar 14,58 ribu orang (15,04 persen), berkurang sekitar 0,39 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2020 yang sebesar 14,97 ribu orang (15,45 persen).

Berdasarkan data BPS yang dikutip dalam berita poskomalut.com, tertulis persentase penduduk miskin di Halmahera Timur sejak Maret 2017 hingga Maret 2021 cenderung fluktuatif, tetapi menunjukkan tren menurun.

Tingkat kemiskinan Halmahera Timur pada Maret 2017 tercatat sebesar 15,25 persen dan telah turun hingga mencapai 15.04 persen pada Maret 2021. Persentase penduduk miskin tertinggi terjadi pada Maret 2020 yaitu sebesar 15.45 persen.

Menurut Jumlah, penduduk miskin di Halmahera Timur pada Maret 2017 mencapai 13,62 ribu orang. Sedangkan pada Maret 2021 jumlah orang miskin di Halmahera Timur tercatat sebanyak 14,58 ribu orang.

Jika dilihat perkembangan tingkat kemiskinan Halmahera Timur pada periode Maret 2020-Maret 2021, jumlah penduduk miskin di Halmahera Timur mengalami penurunan sekitar 0.39 ribu orang dari 14,97 ribu orang (15,45 persen) menjadi 14,55 ribu orang (15.04 persen) pada Maret 2021.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kemiskinan di Halmahera Timur pada periode Maret 2020-Maret 2021 yakni Meningkatnya harga-harga komoditas hasil perkebunan seperti kopra, dan Selama periode pengumpulan data (Maret 2021), dampak Covid-19 mulai menurun.

Sementara garis kemiskinan pada Maret 2021 adalah sebesar Rp600.339, atau naik sekitar tiga puluh ribu delapan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah (5,42 persen) dibandingkan keadaan Maret 2020 yang sebesar Rp569.464,-.

Pada periode Maret 2020 sampai pada Maret 2021, indeks kedalaman kemiskinan mengalami peningkatan dari 1,899 pada Maret 2020 menjadi 2,624 pada Maret 2021. Indeks keparahan kemiskinan juga mengalami peningkatan dari 0,35 pada Maret 2020 menjadi 0,68 pada Maret 2021.

Untuk jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi garis kemiskinan. Karena penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Pada periode Maret 2020-Maret 2021, garis kemiskinan Halmahera Timur naik sebesar Rp30.875, atau 5,42 persen yaitu dari Rp569 464,- per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp600.339,- per kapita per bulan pada Maret 2021.

Pada periode Maret 2020 hingga Maret 2021, indeks kedalaman kemiskinan mengalami peningkatan. Indeks kedalaman kemiskinan naik dari 1,899 pada Maret 2020 menjadi 2,624 pada Maret 2021. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh dari garis kemiskinan.(**).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *