Penumpang KM. Karya Indah saat dievakuasi BPBD Kabupaten Kepulauan Sula dan Basarnas, Sabtu (29/5/2021) || Doc (Basarnas).
Bobong II Beritadetik.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Taliabu, Maluku Utara, terkesan ‘Tutup mata’ terhadap 25 penumpang asal Taliabu yang saat ini mengalami trauma pasca kejadian terbakarnya Kapal Motor (KM) Karya Indah di perairan Lifmatola, Kepulauan Sula, Sabtu (29/5/2021) lalu.
“Kami penumpang dari Taliabu ada kurang lebih 25 orang yang dievakuasi, namun sejak diselamatkan oleh pihak Basarnas, ternyata sejauh ini dari Pemkab Taliabu tidak ada langkah apapun untuk melihat kami para korban,”ucap beberapa penumpang KM Karya Indah, asal Pulau Taliabu kepada beritadetik.id, Selasa (1/6).
Para penumpang tersebut juga mengaku sejak kejadian yang mereka alami disaat terbakarnya kapal Karya Indah, saat ini para penumpang itu masih merasakan trauma.
“Alhamdulillah dalam peristiwa ini, kami 25 orang asal Taliabu yang ikut menumpangi kapal yang yang terbakar itu semuanya selamat, meskipun tidak ada langkah apapun dari Pemkab Taliabu,”ungkap para penumpang itu dengan kesal.
Tidak ada rasa empati dan kepedulian Pemda Taliabu mendapat sorotan dari Pengurus Forum Mahasiswa Pasca Sarjana Maluku Utara (FORMAPAS) Maluku Utara, Jabodetabek, Ariani La Abu.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu harus tanggap dan punya rasa empati dan peduli terhadap setiap warga yang menjadi korban dalam peristiwa di wilayah tersebut.
Dikatakan, peristiwa ini memang bukan terjadi di wilayah Taliabu, tapi ada warga Taliabu juga ikut menjadi korban dalam peristiwa terbakarnya KM Karya Indah di perairan Kepulauan Sula pada Sabtu lalu.
“Harusnya Bupati dan Wakil Bupati Taliabu, atau perwakilan dari dinas terkait di lingkup Pemkab datang dan melihat juga para 25 orang warga Taliabu tersebut, bukan terkesan tutup mata atau melepas tangan dan tanggung jawab,”katanya.
Dia menambahkan, warga yang menjadi korban kebakaran Kapal Motor (KM) Karya Indah tidak membutuhkan bantuan uang, namun yang mereka harapkan adalah Pemda hadir dan menjenguk para korban, walaupun dalam proses evakuasi Pemkab Taliabu tidak ikut membantu.
“Yang paling penting adalah Pejabat Pemda Taliabu harus hadiri, agar para korban ini tidak terlalu merasa khawatir dan trauma yang berlebihan pasca peristiwa atau kejadian yang mereka alami,”imbuh Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen, Universitas Nasional, Jakarta itu.(mri/red).
Reporter : Mohri
Editor : Redaksi