Paslon DG-QU Diduga Manipulasi Data Hasil Penghitungan Suara Pilkada Morotai

Beritadetik.id – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Pulau Morotai, Deny Garuda dan Qubais Baba (DG-KU), tengah menjadi sorotan tajam. Pasangan ini diduga kuat melakukan kecurangan dalam pemilihan umum dengan cara memanipulasi data perolehan suara Kamis, (28/11).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, DG-KU diduga dengan sengaja menaikkan jumlah suara yang mereka dapatkan dan mengurangi suara pasangan calon lainnya. Tindakan ini dinilai sebagai upaya untuk memenangkan pemilihan dengan cara yang tidak sportif.

Salah satu contoh dugaan kecurangan ditemukan di TPS 3 Desa Gotalamo. Data yang berasal dari plano dan form C1 menunjukkan bahwa pasangan DG-KU hanya memperoleh 37 suara. Namun, dalam data yang mereka laporkan, jumlah suara yang didapatkan melonjak menjadi 76 suara.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan data plano dan formulir C1 yang telah diverifikasi, pasangan Rusli-Rio sebenarnya memperoleh 282 suara. Namun, dalam hasil akhir perhitungan suara, angka tersebut secara misterius berkurang menjadi 240 suara. Selisih 42 suara ini menimbulkan kecurigaan adanya kecurangan dalam proses penghitungan suara.

Dugaan kecurangan ini semakin menguat setelah beredarnya sebuah postingan di grup Facebook “Info Morotai Terkini”. Akun Facebook milik Rafeli Redjeb membagikan data perolehan suara yang diduga telah dimanipulasi, dengan caption yang mengundang tanda tanya.

“Entah dong ambe data sumber dari mana. Dari nota kopra atau bon ret paser,” tulis Rafeli dalam postingannya.

Unggahan ini pun langsung viral dan memicu beragam komentar dari warganet. Sejumlah akun media sosial mengkritik keras tindakan yang diduga dilakukan oleh tim Deny-Qubais.

“Orang kalau biasa ba foya dorang anggap itu biasa karena so tabiasa dorang hidup kase foya-foya orang,” tulis akun Facebook Fredi Leasiwal, menyindir gaya hidup mewah tim tersebut.

Senada dengan Fredi, akun Antyrha Echa juga turut berkomentar, “Suara dari bicara yang biasa kase foya masyarakat yang awam deng tara mangarti boleh ee..tong RR bicara pake itu ril dan fakta bukan karangan dan hoax.”(ul)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *