Beritadetik.id – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyoroti kondisi fasilitas Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Daeo Majiko di Morotai yang masih memerlukan perbaikan, khususnya pada infrastruktur dermaga dan fasilitas pendukung lainnya.
Hal ini disampaikan dalam acara peresmian pelabuhan perikanan Daeo Majiko, Senin (28/04/2025).
Dalam sambutannya, Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa setelah kurang lebih satu tahun penyelesaian beberapa bangunan di SKPT Daeo, ia hadir bersama jajaran Eselon I untuk meresmikan dan mengoptimalkan fungsi fasilitas tersebut. Namun, setelah melakukan peninjauan langsung, ia menemukan sejumlah kekurangan yang perlu segera dibenahi.
“Tadi saya keliling, pikiran saya sudah jalan, banyak sekali yang harus diperbaiki dan dibenahi. Masih dibutuhkan dermaga dengan panjang kurang lebih 200 meter, lalu trick quota. Saya pikir mungkin tidak 200 meter, bahkan lebih dari itu, supaya craft dapat berlabuh lebih dalam,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pengembangan SKPT Morotai, mengingat posisinya yang strategis berbatasan dengan Filipina, terutama dalam pengelolaan potensi tuna sirip kuning.
“Tuna sirip kuning ini kita sudah punya minus 60 derajat choose store yang dibantu oleh JICA. Jadi, kalau JICA sudah membantu, tentu kita juga intens parkir jam tangkap. Saya minta melengkapi lagi, jadi tidak sekadar tempat penyimpanan dan pengolahan,” bebernya.
Menurutnya, fasilitas penyimpanan dan pengolahan akan sia-sia jika kapal-kapal tidak dapat berlabuh dengan baik.
“Jadi segera, tol juga harus segera diupayakan supaya tahun depan sudah bisa kita kembangkan dan kita bangun seperti yang sudah direncanakan oleh Direktur Pelabuhan Perancang,” tegasnya.
Wahyu Trenggono berharap, kedepannya, SKPT Morotai dapat dilengkapi dengan kapal-kapal penangkapan yang lebih modern dan industri perikanan yang mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di Kabupaten Pulau Morotai.
“Ada ekonomi yang tumbuh di sini yang di-trigger dari adanya industri perikanan yang berjalan dengan baik,” paparnya.
Ia juga menargetkan Morotai sebagai wilayah industri perikanan ekspor, dengan potensi pengiriman langsung ke Jepang. Selain tuna sirip kuning, ia juga menyoroti potensi budidaya rumput laut yang besar di Morotai.
“Seperti misalnya rumput laut memiliki potensi yang sangat besar di sini. Masyarakat nelayan tradisional yang tadi saya tanya kepada Pak Bupati sekitar 600 orang ya kita bisa gerakan pesisir ini betul-betul bekerja secara aktif dengan melakukan budidaya rumput laut,” jelasnya.
Ia berharap budidaya rumput laut dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya dalam bentuk material mentah, tetapi juga produk olahan.
“Kalau potensinya lebih besar dari sektor kelautan dan perikanan itu juga akan menopang industri turunan yang lain, tentu ada pariwisata lalu ada industri lain yang terpusat di sini,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa SKPT Morotai diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Morotai.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Sekretaris Provinsi Maluku Utara, Bupati dan Wakil Bupati Morotai, Ketua DPRD Morotai, Chief Representative of Japan International Cooperation Agency Miss Sachiko Takeda, pejabat Eselon I KKP, Forkopimda Pulau Morotai, dan Sekretaris Daerah beserta pimpinan OPD Pemkab Morotai.(ul)
Editor: M. Bahru Kurung