Beritadetik.id – Warga Desa Hino, Kecamatan Morotai Timur, Pulau Morotai, dibuat geram dengan penggunaan dana Ketahanan Pangan (Ketapang) yang dialihkan untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Dana yang seharusnya digunakan untuk program ketahanan pangan desa, justru dipakai untuk pembangunan talud.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan warga mengenai transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana desa.
Menurut keterangan warga berinisial S, dana Ketapang sebesar Rp100 juta lebih telah diserahkan kepada pihak ketiga oleh Kepala Desa.
“Pengakuan Kepala Desa, sekitar Rp60 juta diberikan kepada pihak ketiga untuk membeli kebutuhan program Ketapang,” ungkap S, Sabtu (15/3/2025).
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar dana tersebut tidak digunakan sesuai peruntukannya.
Lebih lanjut, S menjelaskan bahwa sisa dana Ketapang digunakan untuk membeli 2 ton BBM solar senilai Rp30 juta, yang kemudian dipakai dalam pembangunan talud.
“Sisanya, kami tidak tahu lagi digunakan untuk apa oleh Kepala Desa,” tuturnya.
Hal ini menimbulkan kecurigaan dan ketidakpuasan di antara warga, yang merasa hak mereka untuk mendapatkan program ketahanan pangan telah diabaikan.
Sementara perangkat Desa Hino, O, mengungkapkan bahwa Kepala Desa berjanji akan mengganti dana Ketapang tersebut.
“Penyampaian Kepala Desa saat musyawarah bulan lalu, setelah pembangunan talud selesai, ia akan mengganti dana tersebut, entah dengan anggaran pribadi atau apa, kami tidak tahu,” ujar O.
Musyawarah tersebut diadakan secara mendadak karena desakan warga yang menuntut pertanggungjawaban dana Ketapang. Namun, hingga saat ini, janji Kepala Desa tersebut belum terealisasi.
“Sampai sekarang, belum ada informasi mengenai pengembalian dana Ketapang dari Kepala Desa,” pungkas O.
Warga Desa Hino berharap agar pihak berwenang segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan dana Ketapang digunakan sesuai peruntukannya.(ul)