Tak Miliki Gedung Sekolah, Puluhan Siswa di Halbar Melantai di Rumah Papan Saat Belajar

Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat Desa Sidangoli Dehe, Halmahera Barat. (Foto : Istimewa).
Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat Desa Sidangoli Dehe, Halmahera Barat. (Foto : Istimewa).

Beritadetik.id – Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat Desa Sidangoli Dehe, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat butuh perhatian pemerintah.

Pasalnya, puluhan Siswa/siswi di sekolah tersebut terpaksa belajar di sebuah rumah berdinding papan karena tidak memiliki gedung sekolah permanen.

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat, Desa Sidangoli Dehe, Idwar Ishak mengatakan, aktivitas belajar puluhan siswa di rumah milik warga tersebut sudah berlangsung sejak 2009.

Bacaan Lainnya

“Sekolah ini tidak memiliki fasilitas gedung sekolah permanen selama 15 tahun, terhitung sejak 2009,”katanya.

Karena tidak ada gedung sekolah, pihaknya terpaksa harus mengalihkan sejumlah siswa mereka untuk belajar di rumah milik warga berdinding papan.

“Sampai sekarang kami punya gedung masih sistem pinjam, sehingga kami harus gunakan 1 rumah warga demi anak-anak bisa dapat belajar,”akunya.

Ia mengaku rumah warga yang digunakan tersebut sudah dari tahun 2018. Parahnya ruangan yang menjadi tempat siswa belajar tidak dilengkapi dengan meja dan kursi seperti layaknya sekolah pada umumnya.

Para siswa harus belajar di lantai untuk mengikuti mata pelajaran yang diberikan para guru saat jam belajar berlangsung.

“Kondisi yang ada siswa yang belajar di rumah warga ini belajar dengan sistem melantai ini sangat memprihatinkan bagi siswa karena mereka belajar kurang nyaman,” ucapnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, untuk memenuhi kenyamanan belajar para siswa para guru harus mengambil langkah inisiatif membuat meja belajar para siswa namun hanya baru dapat dipenuhi untuk meja melantai.

“Inisiatif para guru ini juga tidak semua kita buat, lantaran kita sesuaikan dengan siswa dan juga sesuaikan anggaran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),”ungkap Kepsek.

Dijelaskan khusus untuk kelas 1 dan 2, pihak sekolah buatkan meja melantai saja dan sistem belajar melantai ini dari 2018 sampai sekarang.

Selain tidak memiliki gedung, dia juga mengatakan bahwa, sekolah juga hanya memperoleh dua guru PNS ditambah lima tenaga guru bantu sehingga sangat berdampak pada proses belajar mengajar di kelas.

“Kaitan dengan guru memang tidak cukup sehingga sistem guru kelas, harus membawahi semua mata pelajaran yang delapan mata pelajaran umum, dan lima mata pelajaran agama,”sambung dia.

Sembari mengakan untuk guru di luar PNS pihaknya membayar gaji mereka dengan menggunakan dana BOS.

“Harapan kami pemerintah bisa melihat dan membangun fasilitas sekolah sesuai dengan standar pendidikan,”tutupnya.(nia/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *