Wacana Miring Suku Sanger Oba Diduga Tendensius

Fridol Sorowae
Fridol Sorowae

TIDORE – Tokoh muda Suku Sanger di wilayah Oba, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Fridol Sorowae meminta semua pihak mengakhiri polemik tentang Narasi potongan video Bakal Calon Wali Kota Tiket Syamsul Rizal Hasdy.

“Narasi lewat Video oleh Syamsul yang diklaim merendahkan Suku Sanger dalam acara silaturahmi di Kelurahan Mareku, Kota Tikep pada Jumat (23/9/2022) malam, kemudian beredar agar dapat diakhiri,”ujar Fridol, Kamis (6/10).

Dia menilai maraknya wacana tentang potongan video yang berisi pernyataan Syamsul sudah tendensius karena ada dugaan kuat narasi itu sengaja dimainkan oleh elit politik untuk kepentingan Pileg dan Pilwako Tikep 2024.

Bacaan Lainnya

Menurutnya narasi bernada merendahkan dari potongan video itu sempat membuat dirinya terpancing sehingga kemudian mengeluarkan pernyataan kecaman.

“Soal ini sempat saya buat pernyataan kecaman, namun setelah saya mengumpulkan informasi di lapangan ternyata apa yang dilontarkan Syamsul Rizal hanya sebatas goyonan. Bukan seperti narasi miring dari potongan video yang beredar di masyarakat,”jelasnya.

Dirinya mengatakan, untuk menyimpulkan sebuah pernyataan seseorang harusnya dilihat secara utuh bukan sebaliknya lewat video yang telah dipotong.

Bahkan, belakangan ini, mulai terbaca siapa dalangnya. Sehingga kata dia, tidak layak lagi dibesarkan-besarkan dan sebaiknya dapat diakhiri.

“Kita akhiri ini semua sebab setelah saya cek ternyata wacana itu kuat dugaan sengaja dimainkan oleh elit politik untuk kepentingan Pileg dan Pilwako 2024,”ujar dia.

Ia bahkan menduga aksi unjuk rasa yang dilakukan dengan mengatasnamakan Suku Sanger di Daratan Oba pada beberapa waktu lalu juga sengaja diarahkan oknum berstatus Aparatus Sipil Negara (ASN).

Padahal sebagai unsur pemerintah, seharusnya dapat meredam berbagai macam wacana dari narasi yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

“Sebagai pemerintah seharusnya dapat menenangkan masyarakat bukan sebaliknya mengompori bahkan diduga mengarahkan massa untuk ikut dalam aksi unjuk rasa lalu. Ini kan miris,”lanjut dia.

Untuk itu dia menghimbau, para elit politik tidak membawa masyarakat Sanger sebagai komuditi politik. Sebaliknya lebih baik membuat wacana tentang pembangunan Kota Tikep secara keseluruhan.

Dirinya juga meminta agar masyarakat Oba terkhusus Suku Sanger agar tidak terjebak dengan wacana yang berkembang saat ini dan seharusnya dapat memberikan maaf bagi orang yang secara gentelmen mengaku khilaf dan telah meminta maaf lewat media massa.

“Sebagai umat yang percaya terhadap Tuhan kita harusnya dapat memberikan maaf kepada orang yang telah meminta maaf. Mari kita akhiri ini semua dan sebaiknya mewacanakan hal-hal yang positif,” tutup dia.

Sebagaimana diketahui, statemen dalam pidato Syamsul Rizal Hasdy pada saat acara silaturahmi di Kelurahan Mareku, Kota Tikep pada Jumat (23/9) malam, telah diklarifikasi.

Isinya bukan dalam arti negatif tetapi goyonan sebagai sebuah motivasi dengan niat dan tujuan membangun Tidore dan Oba ke arah lebih baik.*

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *