Anggota Komisi VI DPR-RI Pertanyakan Smelter Feronikel Antam di Halmahera Timur

Gedung DPR-RI.(Istimewa).
Gedung DPR-RI.(Istimewa).

JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR-RI Budhy Setiawan mempertanyakan progres pembangunan Smelter Feronikel Antam di Halmahera Timur yang belum rampung dan beroperasi.

“Kalau target dulu awalnya 2019 beroperasi, tapi terus molor,”kata Budhy Setiawan dalam RDP dengan Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (12/9).

“Pasokan listrik dengan PLN, saya tidak tahu kemudian nanti alasan apa lagi terkait dengan penundaan operasi smelter di Haltim ini pak,”tegasnya.

Terkait hal tersebut, Budhy mempertanyakan keseriusan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terkait hilirisasi baterai.

“Kalau Panja BUMN Energi saya yakin serius untuk mendorong ini, tapi bagaimana dengan PT Antam sendiri dengan keseriusan target produksinya, ini sudah molor lama, pak,” tuturnya.

Selain Budhy, Anggota Komisi VI Adisatrya Suryo Sulisto berharap rencana pengoperasian smelter akan mulai beroperasi pada akhir 2022.

Dia berharap proyek tersebut bisa menjadi perhatian khusus, terutama dalam hal planning dan implementasi dari setiap proyek.

Hal ini perlu mendapat perhatian serius sehingga tidak menimbulkan kerugian negara dan pemasukan negara dapat lebih maksimal.

“Saya pahami di sini permasalahannya lebih pada energi listrik dan itu seharusnya bukan tahapan yang terlalu sulit lagi bagi Antam,”jelasnya.

Dirut MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan permasalahan yang terjadi dalam pembangunan smelter di Halmahera Timur terletak di sisi kontraktor.

Dia menambahkan, dari sisi kontaktor ada kesalahpahaman yang terjadi, sehingga menghambat keberlanjutan pembangunan smelter tersebut.

“Kontraktor merasa kalau dia melanjutkan ini, dia akan rugi besar pak. Jadi, mungkin kami tidak ada pilihan lain selain memutus kontrak ini,”tandasnya.(*/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *