235 Bayi dan Balita di Kota Tidore Alami Stunting, Wilayah Oba Pecahkan Rekor

Grafis : Trend Prevalensi Stunting pada Balita di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016 s.d. 2020.|| Doc : (Dinkes Kota Tidore).

Tidore || Beritadetik.id – Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan (Tikep), mencatat sebanyak 235 Bayi dan Balita mengalami stunting.

“235 dari jumlah 7.735 bayi dan balita yang mengalami stunting itu tersebar dari 10 PKM di wilayah Kota Tidore Kepulauan saat ini,”kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Tidore, Nurbany H.Sangadji, Kamis (15/7/2021).

Ia menjelaskan, dari angka tersebut, Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan Oba adalah wilayah yang paling banyak jumlah balitanya mengalami stunting.

Bacaan Lainnya

“Untuk Kecamatan Oba, dari jumlah balita sebanyak 1.002, terdapat 113 bayi dan balita yang stunting. Sedangkan Kecamatan Oba Tengah dari jumlah balita sebanyak 724, terdapat 31 stunting,”jelasnya.

Selain itu, lanjut Nurbany, untuk Kecamatan Oba Selatan dari jumlah 356 balita, terdapat 15 kasus balita yang stunting. Begitu juga untuk Kecamatan Oba Utara dari jumlah balita sebanyak 1.712, terdapat 14 balita yang mengalami hal yang sama.

Kemudian untuk Kecamatan Tidore Utara, dari jumlah balita sebanyak 1.204 terdapat 27 balita stunting, begitu juga di Tidore Selatan dari jumlah balita sebanyak 998 terdapat 14 balita stunting.

Di Kecamatan Tidore dari jumlah bayi dan balita sebanyak 1.136 terdapat 13 kasus stunting. Dan Kecamatan Tidore Timur dari jumlah bayi dan balita sebanyak 603, terdapat 8 kasus.

“Jumlah bayi di Kota Tidore Kepulauan sebanyak 7.735, dan yang baru melakukan pengukuran sebanyak 7.226,”jelasnya.

Meski begitu, dikatakan, angka kasus Stunting di Kota Tidore cenderung mengalami penurunan selama periode Januari hingga Juli 2021.

“Saat ini kami terus berupaya melakukan pencegahan stunting yaitu melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dimana intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan dan intervensi sensitif dilakukan oleh multi sektor,”akunya.

Dia menambahkan, intervensi spesifik diantarnya, pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, Pemeriksaan kehamilan standar, Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK).

Selanjutnya untuk Bayi baru lahir mendapatkan inisiasi menyusui dini dan bayi usia 0 – 6 bulan mendapatkan ASI secara ekslusif.

“Kami juga aktif melakukan pemberian vitamin A pada balita dan pemberian makanan tambahan pada balita yang mengalami kurang gizi. Selain itu melaksanakan Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin posyandu serta mendapatkan imunisasi lengkap,”urai Nurbany.

Bany menambahkan, berdasarkan salinan keputusan perencanaan pembangunan nasional/ Kepala Badan Pembangunan Nasional, Nomor: KEP/10/M.PPN/HK/02/2021 tentang penetapan perluasan Kabupaten/Kota, lokasi fokus (lokus) intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2022, dan Kota Tidore Kepulauan adalah salah satu Kota lokasi fokus (lokus) stunting tersebut.

” Pada tanggal 6 Juni 2021 Pemda Tidore Kepulauan mendukung keputusan tersebut dengan mendatangani pernyataan komitmen pelaksanaan percepatan penurunan anak kerdil (stunting) antara Kota Tidore dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg),”sambungnya.

Sembari menambahkan, Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan tengah menyiapkan kegiatan penanganan stunting (Intervensi gizi spesifik dan Intervensi gizi sensitif) pada tahun 2021 hingga 2025 dengan lokasi fokus prioritas di 40 Kelurahan dan 49 desa di wilayah setempat.

“Pemerintahan di tangan kepemimpinan Capt. Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen komitmen mengatasi masalah kurang gizi kronis (stunting) ini, hal itu dibuktikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah ikut tertuang soal penaganan tentang hal ini,”pungkasnya.(al/red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *