Pendukung FM-Mantap saat menggelar aksi protes di TPS 07 Desa Rawajaya, Kecamatan Tobelo, terkait dua pemilih yang diduga bermasalah.
HALUT || Beritadetik.id — Hendak mencoblos dan sempat dicegat oleh pihak petugas, dua pemilih di TPS 07 Desa Rawajaya, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, atas nama Nasrun Daido dan Wahyun mengadu ke KPU dan Komisioner Bawaslu Halut.
Pasalnya, kedua pemilih tersebut disoal lantaran alamat tempat tinggal yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) milik mereka di Desa Tolonuo, dan Desa Wosia, Kecamatan Tobelo, bukan Desa Rawajaya yang dilaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) saat ini.
Terkait hal ini, Saksi Pemantau Paslon Joel-Said (JOS) wilayah Kecamatan Tobelo, Takdir Barakati mempertanyakan sikap petugas KPPS yang mencegat dua pemilih itu ke Ketua KPU dan Komisioner Bawaslu di lokasi TPS 07 Desa Rawajaya, Kecamatan Tobelo, sekira pukul 10.40 WIT pagi tadi.
“Dua pemilih ini sebelumnya pada 9 Desember 2020 lalu mereka juga tercatat dalam DPT 07 Desa Rawajaya, Kecamatan Tobelo, kenapa di PSU ini mereka mau salurkan hak pilih dicegat. Ini ada apa,”tanya Takdir Barakati dihadapan Ketua KPU Halut M. Rizal dan Anggota Bawaslu Insan Hamiru.
Terkait hal ini, KPU dan Bawaslu Halut bersama petugas PPS yang melayani protes dari pihak Paslon Joel B Wogono dan Said Bajak (JOS) ini, akhirnya disepakati KPU dan Bawaslu untuk mengakomodir dua pemilih tersebut untuk tetap melanjutkan pencoblosan.
Diakomodirnya dua pemilih tersebut sempat terjadi aksi protes dari puluhan pendukung dan Tim Penangan Paslon nomor urut 1, FM-Mantap di lokasi TPS 07 Desa Rawajaya, Kecamatan Tobelo.
Meski begitu, kedua pemilih itu tetap dilayani untuk menyalurkan hak pilihnya di TPS tersebut dengan alasan pihak penyelenggara mereka terdata dalam DPT di TPS 07 Desa Rawajaya.(bur/red).
