Warga Morotai Resah, MinyakKita 5 Liter Dijual Rp85.000, Isinya Cuma 3 Liter!

Beritadetik.id – Warga Pulau Morotai digegerkan dengan temuan penjualan MinyakKita yang tidak sesuai dengan standar pemerintah.

Polres Pulau Morotai berhasil mengungkap praktik penjualan MinyakKita dalam kemasan 5 liter, namun isinya hanya 3,2 liter. Lebih parahnya lagi, minyak goreng bersubsidi tersebut dijual dengan harga Rp85.000 per galon.

Penemuan ini bermula dari laporan warga yang merasa curiga dengan volume MinyakKita yang mereka beli. Setelah ditelusuri, ternyata benar bahwa isi galon tidak sesuai dengan label yang tertera.

Bacaan Lainnya

Menurut Kasat Reskrim Polres Morotai, Iptu I. Salim, MinyakKita ini telah beredar di Pulau Morotai sejak Februari 2025 dengan total sekitar 4.000 galon.

“Produk MinyakKita di Morotai yang kita temukan dengan labelnya tercantum 5 liter tetapi kurang lebih hanya 3 liter,” ungkap Iptu I. Salim saat diwawancarai di ruang kerjanya, Sabtu (15/3/2025).

Ia menambahkan bahwa harga per galon yang dijual oleh pengusaha berinisial N tersebut adalah Rp85.000. Jika dihitung berdasarkan volume yang sebenarnya, harga tersebut jauh lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp15.700 per liter.

Polres Morotai telah mengamankan sekitar 180 galon MinyakKita sebagai barang bukti. “Apakah ini unsur kesengajaan atau bukan, nanti kita lihat,” ujar Iptu I. Salim.

Ia menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas jika terbukti ada unsur kesengajaan untuk mencari keuntungan dengan menjual MinyakKita yang tidak sesuai ukuran.

“Kalau ada kesengajaan mencari keuntungan, akan kita tetapkan tersangka,” tegasnya. Saat ini, N sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polres Morotai.

Kasat Reskrim juga mengimbau kepada masyarakat yang menemukan MinyakKita dijual tidak sesuai ukuran untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib.

Diketahui bahwa MinyakKita tersebut berasal dari Surabaya dan diproduksi oleh CV. Berkah Abadi. Namun, nomor Balai BPOM RI MD 208113217914 dan barcode SNI yang tertera pada kemasan diduga palsu. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.(ul)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *