Beritadetik.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum kejadian bencana di berbagai wilayah di Indonesia hingga Minggu (19/10/2025) pukul 07.00 WIB.
Berdasarkan laporan yang diterima dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (PusdatinKK) BNPB, Abdul Muhari, terdapat lima peristiwa bencana baru yang berdampak signifikan terhadap masyarakat. Peristiwa bencana tersebut didominasi oleh cuaca ekstrem di beberapa daerah.
Cuaca ekstrem pertama tercatat terjadi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Jumat (17/10/2025). Peristiwa ini terjadi diawali dengan hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang, di Kelurahan Kepil, Kecamatan Kepil.
Akibatnya, 23 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 1 orang mengalami luka ringan. Hasil kaji cepat BPBD Jawa Tengah, angin kencang juga menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur. Sedikitnya terdapat lima unit rumah rusak berat, 18 unit rumah rusak ringan, empat fasilitas pendidikan terdampak, dan satu akses jalan juga ikut terdampak.
Hingga Sabtu (18/10), tim gabungan masih terus melakukan upaya penanganan di lokasi terdampak, khususnya pada pohon tumbang dan rumah yang mengalami kerusakan.
Sementara di Jawa Timur, cuaca ekstrem juga terjadi di Kabupaten Blitar, pada Jumat (17/10) sekira pukul 14.00 WIB. Peristiwa itu terjadi setelah hujan lebat disertai angin kencang menerjang empat desa di tiga Kecamatan di Blitar, yakni di Desa Penataran dan Mondangan, Kecamatan Nglegok, Desa Tumpang, Kecamatan Talun, serta Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro.
Dalam peristiwa ini, 32 KK terdampak dan menyebabkan 32 unit rumah hingga lima unit fasilitas umum terdampak. Angin kencang yang terjadi juga membuat pohon tumbang di sejumlah titik lokasi yang membuat akses jalan tertutup.
BPBD Kabupaten Blitar telah menerjunkan tim guna melakukan penanganan dan kaji cepat. Hingga Sabtu (18/10), penanganan pohon tumbang di wilayah terdampak telah selesai dilakukan sehingga jalur lalu lintas sudah dapat dilalui kendaraan.
Beralih ke wilayah lain, cuaca ekstrem terpantau juga terjadi di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, pada Jumat (17/10) pukul 17.50 WIB. Peristiwa ini diawali dengan hujan lebat disertai angin kencang yang mengakibatkan genangan di ruang publik hingga pohon tumbang di beberapa ruas jalan.
Adapun wilayah terdampak akibat kejadian ini meliputi delapan gempong di dua Kecamatan, yaitu Gempong Suak Ribee, Suak Indrapuri, Pasir, Gampa, dan Seunebok, Kecamatan Johan Pahlawan. Sementara itu, tiga gempong lainnya berada di Kecamatan Meureubo, yaitu Gempong Peunaga Paya, Ranto Panjang Timur, dan Ujong Tanoh Darat.
Sebanyak 113 KK atau sejumlah 376 jiwa terdampak akibat bencana tersebut. Kendati begitu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat peristiwa ini. Tim Gabungan segera melakukan penanganan berupa pembersihan material pohon tumbang hingga evakuasi beberapa warga yang terdampak tiang listrik roboh.
Hingga Sabtu (18/10) tim gabungan masih disiagakan guna memonitor lokasi-lokasi terdampak dan melakukan penanganan lanjutan. Sebagai upaya lain, BPBD juga telah mendirikan dapur umum untuk warga terdampak di dua lokasi. Sementara itu, pendataan juga masih dilakukan oleh tim gabungan.
Cuaca ekstrem lainnya yang terjadi, dilaporkan terjadi di Kabupateng Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Jumat (17/10) pukul 16.00 WIB, di Desa Serangkat, Kecamatan Ledo.
Sebanyak 10 KK dengan 10 unit rumah rumah terdampak akibat kejadian ini. Selain itu, satu unit fasilitas pendidikan dan satu unit kantor desa juga dilaporkan terdampak.
Tim BPBD Kabupaten Bengkayang segera melakukan kaji cepat di lokasi terdampak dan mensosialisasikan informasi daerah-daerah rawan yang memiliki potensi bencana serupa.
Selain cuaca ekstrem, peristiwa kekeringan tercatat terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru. Kekeringan yang terjadi ini menyebabkan warga di daerah tersebut menggalami krisis air bersih.
Peristiwa ini dirasakan sedikitnya oleh 80 KK atau sekira 300 jiwa. Guna merespons krisis air bersih ini, tim gabungan telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1.200 liter air dan 10 jerigen kepada warga pada Jumat (17/10). Selain itu, tim juga telah melakukan pencarian keberadaan sumber air bersih lain dan melakukan asesmen untuk pembuatan lokasi tandon air.
Menyikapi laporan kejadian bencana di sejumlah daerah yang didominasi oleh cuaca ekstrem, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana yang dipicu oleh cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, maupun pohon tumbang.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan memperkuat sistem peringatan dini serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di wilayah masing-masing.
Warga diimbau untuk waspada apabila harus beraktivitas di luar ruang saat hujan lebat disertai petir, menghindari area rawan bencana, serta terus memantau informasi cuaca resmi dari pemerintah agar langkah antisipasi dapat dilakukan sedini mungkin.(pte).