Oleh: Fandi Hi. Latief, S.IP.,M.IP
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pasifik Morotai & Penasehat PENA Morotai (Petani dan Nelayan)
Daya Tarik Rusli Sibua dan Politik “Pot-pot” dalam Kontestasi Pilkada Morotai.
Politik adalah proses alokasi dan distribusi sumber daya kepada masyarakat. Proses ini berjalan terus-menerus dalam aktivitas sehari-hari. Namun, politik seringkali direduksi dalam konteks pemilu semata, sehingga alokasi dan distribusi sumber daya hanya ditempatkan untuk mencapai atau mempertahankan posisi politik kandidat. Pemilu kerap kali melahirkan masyarakat yang pragmatis dan transaksional, ditandai dengan maraknya praktik jual beli suara. Kondisi ini disebabkan oleh sistem pemilihan umum secara langsung dan sistem suara terbanyak. Akibatnya, biaya politik para calon sangat tinggi karena ekspektasi masyarakat dan nafsu kekuasaan. Dalam konteks ini, berbagai cara dilakukan oleh calon pemimpin untuk menarik simpati masyarakat.
Anggapan negatif tentang pemilu tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Anggapan tersebut hanya memotret perilaku pemilih secara individual dan mengabaikan kemungkinan pemilih untuk bergabung, merumuskan kepentingan bersama, dan meningkatkan posisi tawar di hadapan politisi, misalnya melalui “kontrak politik”. Hal ini tercermin dari fenomena Pilkada Morotai 2024, di mana masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan fenomena kepemimpinan di tahun-tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, Pilkada Morotai juga diramaikan oleh salah satu kandidat dengan rekam jejak mumpuni, yaitu Rusli Sibua. Sosok yang memiliki latar belakang kepemimpinan yang kuat ini tidak diragukan lagi kepemimpinannya, baik di dunia akademisi, birokrasi, maupun politik. Kehadiran figur yang kuat ini memicu partisipasi politik dari masyarakat dalam kontestasi Pilkada Morotai.
Implikasi dari sosok yang dirindukan ini melahirkan politik “pot-pot”, di mana ada tren positif partisipasi politik dalam era demokrasi. Sejalan dengan hal tersebut, Herbert McClosky menyatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan sukarela masyarakat dalam mengambil bagian dari proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak, terlibat dalam pembentukan kebijakan umum. Politik “pot-pot” ini bisa bersifat individual, kolektif, terorganisir, spontan, dan sporadis. Politik “pot-pot” berkaitan erat dengan kesadaran politik. Artinya, masyarakat yang berpartisipasi dalam politik sadar bahwa tindakan mereka dapat memberikan pengaruh dalam dunia perpolitikan dan penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah pada kesejahteraan di tahun-tahun mendatang.
Fenomena pencalonan Rusli Sibua juga diwarnai dengan berbagai cara pencegahan yang dilakukan oleh kubu lain, seperti sabotase proses pencalonan partai politik, kampanye hitam, politik uang, hingga gugatan di Mahkamah Konstitusi. Namun, kemenangan yang didasari pada kebenaran pilkada yang jujur, adil, dan langsung, umum, bebas, dan rahasia tidak mendistorsi kemenangan Rusli Sibua. Hal inilah yang mengantarkan Rusli Sibua sebagai pemenang dalam kontestasi Pilkada Morotai.
Rusli Sibua sebagai sosok visioner yang lahir dari perjuangan rakyat merupakan akselerasi dari dinamika demokrasi dan pemimpin. Dinamika Pilkada Morotai membentuk warna baru dalam dunia politik Maluku Utara, di mana dalam kontestasi pilkada tidak selamanya finansial, transaksi, dan jejaring menjadi barometer kemenangan. Cukup dengan modal sosial, intelektualitas, etika, dan integritas, seseorang bisa menjadi pemimpin. Karena sejatinya, seorang pemimpin dengan etika yang tinggi adalah mereka yang jujur dan memiliki integritas yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang benar, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan atau risiko. Etika ini mencakup transparansi dalam pengambilan keputusan, keberanian untuk bertindak adil, dan tidak menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Sementara itu, pemimpin dengan intelektualitas yang kuat akan lebih mampu mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik karena keputusan yang diambil didasarkan pada pemikiran yang matang dan pertimbangan yang komprehensif. Sebab, pemimpin yang intelektual memiliki kemampuan berpikir kritis untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan merumuskan solusi yang tepat. Sosok pemimpin seperti inilah yang menjadi daya tarik dan dirindukan oleh masyarakat Morotai.
Sang Katalisator dan Motivator Pemerintah
Kepemimpinan politik dan pemerintahan merupakan fenomena yang menjadi fokus perhatian dalam berbagai konteks politik. Konsep ini menjadi penting karena memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas suatu negara/daerah, pembangunan masyarakat, serta pengambilan keputusan yang memengaruhi banyak aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Dalam konteks global yang terus berkembang dan berubah, pemahaman yang mendalam tentang kepemimpinan politik menjadi semakin relevan. Perkembangan teknologi dan globalisasi telah mengubah lanskap politik secara signifikan, memperkenalkan tantangan baru seperti perubahan cepat dalam opini publik yang disebarkan melalui media sosial dan meningkatnya tekanan untuk transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam dunia birokrasi pemerintahan.
Kembalinya Rusli Sibua memberikan harapan dalam penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik, yang merupakan kekuatan di balik kekuasaan untuk menciptakan tatanan pemerintahan yang efektif, profesional, dan kolaboratif. Konskuensi dari kepemimpinan tersebut adalah adanya pencapaian clean government and good governance sebagai bentuk dari memobilisasi organisasi pemerintahan untuk bergeser ke arah visi organisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh faktor kepemimpinan. Kepemimpinan Rusli Sibua merupakan tulang punggung pengembangan organisasi, karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi.
Pola kepemimpinan memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja bawahan. Bagaimana tidak, karena sesungguhnya seluruh faktor eksternal yang dapat meningkatkan kinerja individual bawahan itu datang dari penampilan dan pola kepemimpinan (katalisator). Hubungan antara pemimpin dan bawahan atau pegawai merupakan simbiosis yang saling memengaruhi.
Rusli Sibua, dengan segudang pengalaman birokrasi, tentunya menjadi magnet untuk menggerakkan birokrasi yang lebih efektif, sehingga dalam tata laksana birokrasi pemerintah tidak lagi ditemui adanya praktik-praktik penyimpangan dari birokrasi (patologi). Karena faktanya, masih banyak ditemui budaya patrimonial dan feodal. Rusli percaya bahwa jika pola ini diterapkan, maka hanya akan melahirkan hubungan negara-masyarakat yang hierarkis dan top-down dengan kekuasaan, otoritas, dan produk kebijakan dimonopoli dan diterjemahkan oleh elite politik dengan mengingkari hak rakyatnya. Dasar inilah yang membuat Rusli dalam periode kepemimpinan sebelumnya menerapkan model birokrat partisipatif dalam mewujudkan pelayanan prima, dengan menerapkan reward and punishment yang tepat sasaran, serta adanya peningkatan kesejahteraan aparatur.
Seorang pemimpin pemerintahan tidak hanya menjadi primus interpares, tetapi juga menjadi jalan bagi rakyat yang dipimpinnya untuk bisa meningkatkan kesejahteraannya. Artinya, pemimpin pemerintahan harus mampu mewujudkan tingkat kesejahteraan bagi warga masyarakat sesuai dengan kemampuan sumber daya pemerintahan yang dimiliki. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Rusli harus mampu untuk mendorong dan menciptakan terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan benar. Dengan kata lain, kemampuan dan kapasitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin pemerintahan akan sangat menentukan kualitas birokrasi pemerintah dan mewujudkan pelayanan prima.
Rusli Sibua dan Masa Depan Morotai
Morotai merupakan miniatur kecil Indonesia yang berada di gerbang pasifik. Sebagai daerah terluar, dengan berbagai sumber daya yang ada serta menjadi saksi dari cerita Perang Dunia II, yang juga diperkuat dengan heterogenitas masyarakat Morotai, tentunya Morotai menjadi peluang dan tantangan tersendiri di era kepemimpinan Rusli Sibua pada periode kedua ini. Dinamika tersebut juga diikuti dengan berbagai polemik kedaerahan, mulai dari ekonomi, pemerintahan, maupun politik yang terjadi di tahun sebelumnya. Hal ini diperparah dengan rilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Maluku Utara, di mana dari 10 kabupaten/kota, Morotai berada pada peringkat ke-9 dengan indeks terendah, baik dari pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi (BPS Provinsi Maluku Utara). Sebuah bangunan pondasi pemerintahan yang rapuh yang ditinggalkan pada periode pemimpin sebelumnya, mulai dari krisis ketimpangan yang terus-menerus terjadi, baik kekerasan sosial, defisit ekonomi, hingga surplus pengangguran, menjadi penyakit kronis yang harus segera diatasi. Sehingga pentingnya kepemimpinan yang arif dan bijaksana dalam menyikapi fenomena tersebut.
Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Rusli Sibua dalam mendorong pertumbuhan pembangunan di berbagai bidang. Ulasan tentang carut-marut pembangunan Morotai tersebut di atas menjadi pekerjaan rumah bagi Rusli Sibua untuk selalu berinovasi dan melakukan terobosan. Tentunya, dengan sederet pengalaman kepemimpinannya, Rusli diharapkan oleh masyarakat Pulau Morotai agar bisa mengatasi badai keterpurukan tersebut. Dalam konteks inilah, sehingga lahirlah program kerja Rusli Sibua dengan visi besar, yaitu Morotai unggul, adil, dan sejahtera. Unggul dalam artian Morotai dibangun di atas paradigma inovasi untuk maju bersama dan tanpa ada yang ditinggal/tertinggal, adil berarti Morotai dibangun atas kesetaraan dalam kesempatan secara berkeadilan, dan sejahtera di bangun atas paradigma perbaikan ekonomi, kesempatan kerja, pelayanan dasar yang tercukupi, dan dukungan bagi yang lemah untuk kesejahteraan bersama. Dengan tekad yang bulat, dimana morotai tengah meniti perjalanan menuju impian gemilangnya, Visi yang memukau ini bukanlah sekadar khayalan, melainkan sebuah tekad yang tangguh yang tercermin dalam berbagai kebijakan strategis yang digariskan oleh pemerintah Rusli Sibua. Tidaklah mengherankan bahwa usaha ini dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah morotai yang hampir berusia berusia 17 tahun semenjak dimekarkan menjadi Kabupaten Baru (lihat Undang-Undang Nomor 53 Tahun 2008) dengan menatap masa depan yang lebih baik. Morotai Sejahtera dipandang sebagai pilar utama dalam mengukir perjalanan pembangunan dan kemajuan daerah. Oleh karena itu, setiap langkah yang diambil saat ini memiliki implikasi yang besar terhadap pencapaian cita-cita tersebut.
Kepemimpinan Rusli Sibua, dipercaya sebagai secercah harapan akan adanya perubahan dan perbaikan di segala sektor, mulai pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, pertumbuhan ekonomi, pengisian jabatan birokrasi yang baik, bersih dan profesional (good and cleant govermant), sampai pada menciptakan iklim investasi di daerah yang sehat. Artinya, bahwa kepemimpinan Rusli Sibua adalah wujud nyata dari model kepemimpinan yang berlandaskan pada kepentingan masyarakat morotai, dimana mimpi besar itu termanivestasi dalam kerangka visi besar yaitu morotai yang unggul, adil dan sejahtera, sebagai bagian dari mempersiapkan generasi dalam menyongsong morotai dimasa yang datang. Kepemimpinan Rusli Sibua merupakan sebuah kepemimpinan yang lahir dari karakter pengalaman dan pengamalan akan nilai-nilai kearifan. pemimpin daerah ideal yang punya rekam jejak prestasi dan berbudi pekerti. Pemimpin partisipastif yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi, dengan slogan yang selalu disampaikan disetiap saat yaitu “perkara yang saya tara janji saya bekeng kong apalagi janji”, hal ini menandakan bahwasanya ada jiwa yang bijak dan arif dalam sosok Rusli Sibua dalam menempatkan posisinya sebagai pemimpin rakyat morotai. dari pendekatan inilah sehingga bisa ditafsirkan bahwa kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Dengan dasar itulah, sehingga adanya harapan besar masyarakat morotai yang dibebankan ke pundak Rusli Sibua, sosok pemimpin yang sangat dirindukan oleh masyarakat morotai yang terbukti dalam perhelatan politik di tahun kemarin, dimana dengan bermodalkan etika, logika dan estetika, sehingga keberadaan Rusli Sibua menjadi magnet bagi masyarakat morotai yang berpartisipasi dan/atau sukarela menyumbangkan diri mereka secara langsung baik waktu energi maupun materi dalam proses demokrasi local (politik pot-pot). Inilah sosok yang dirindukan oleh masyarakat morotai. Ngohi to..