PATIMURA: Masyarakat Fagogoru Merdeka Dalam Tragedi Berantai di Halmahera 

Pamflet Perlawanan Forn Perjuangan Untuk Kemanusiaan (FPUK) Maluku Utara. (Istimewa).

HALTENG, Beritadetik.idAktifis Solidaritas Aksi Mahasiswa Patani Timur (SAMA PATIMURA) Maluku Utara, tak hentinya mengingatkan Pemerintah Daerah Halmahera Tengah, Maluku Utara, agar merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 77 mestinya dilihat pada eksistensinya kemerdekaan.

Pasalnya, dari 2021 sampai hari kemerdekaan 17 Agustus 2022 masyarakat Patani Timur, Halmahera Tengah, berada dalam situasi emergency dimana aktifitas perkebunan warga tidak seperti dahulunya setelah terjadi tragedi pembantaian tiga warga di Kali Gowonle pada 20 Maret 2021 lalu

“Seharusnya Pemerintah Daerah melalui HUT ke 77 ini melihat hari kemerdekaan bangsa Indonesia pada aspek ekonomi Petani dan Nelayan ditengah ancaman global tragedi perampasan nyawa dan tanah, “tegas Koordinator SAMA PATIMURA Maluku Utara, Sirajan Ade.

Bacaan Lainnya

Ia menyampaikan, masyarakat Patani Timur yang hidup berdampingan dengan pala, kelapa, dan cengkih merupakan kehidupan yang cukup berharga

“Hari ini masyarakat Patani Timur mau merawat kebun pala di hutan sudah terkendala karena alami gangguan psikologi akibat tragedi pembunuhan kali gowonle. Bahkan lebih takut karena pelaku pembunuhan tidak di ungkap tim penyidik Polres Halteng, “terangnya.

Tak hanya itu, juga kasus pembantaian di kali Waci, Maba Selatan, Halmahera Timur, diketahui terjadi mulai dari tahun 1989 hingga pada tahun 2019 yang memicu kelumpuhan aktifitas perkebunan.

“Baru enam pelaku ditangkap, sementara 8 orang masi liar beraktivitas di hutan Halmahera Timur, “ungkap Sirajan.

Hal ini persis seperti dialami masyarakat Patani Timur, bahwa aktifitas perkebunan pun terancam serius karena teror marak terjadi.

Senada dengan Koordinator, Jendral SAMA PATIMURA, Jasri Abdullah dalam amatannya kepada beritadetik.id mengatakan, seandainya Pemerintah Daerah dan DPRD merespon serius atas situasi di Patani Timur, maka dapat dipastikan pelaku pembunuhan bisa diungkap polisi sekaligus muncul normalisasi lajunya perputaran ekonomi masyarakat di belantara hutan

“Apabila pihak-pihak terkait merespon hal ini dengan bijak masyarakat akan merdeka 100 persen secara ekonomi, sosial politik, kemanusiaan dll, “jelasnya.

Dilanjutkan, kemerdekaan 100 persen untuk bangsa yang cenderung diperjuangkan oleh pahlawan di republik ini hingga rela mengeluarkan dara dan nyawa demi anak cucu rakyat Indonesia ialah kemerdekaan ekonomi, wilayah, damai tanpa perampasan.

“Itulah inti kemerdekaan yang harus dijawab oleh negara. Maksudnya 17 Agustus itu bukan hari kemerdekaan Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Kapala Desa, DPR/DPD/DPRD, Polisi, Tentara, apalagi kemerdekaan atas nama pertambangan dan pembunuhan itu, “sambung dia.

Tak hanya itu, Jasri bilang, lebih parahnya ialah memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus dengan berbagai acara serimonial seperti tarik tambang, goyang poco-poco, bento, panjat pinang, dan bentuk-bentuk serimoni lainnya yang bukan inti dari kemerdekaan.

“Hal ini seperti di Halmahera Tengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Bukannya menjawab masalah emergensi yang menimpah masyarakat Patani Timur malah mengajak masyarakat memperingati hari kemerdekaan dengan cara serba-serbi ini, “bebernya.

Jadi kata dia, Masyarakat Patani Timur, Halmahera Tengah kali ini dipaksakan pemerintah untuk merdeka jadi pelaku dalam acara serimonial

“Iya. Kita yang berstatus masyarakat Fagogoru ini merdeka di atas tragedi ke tragedi (tragedi ganda), “sebutnya.

Dikatakan, masyarakat Patani Timur ditimpa Pembantaian ke Pertambangan. Itulah kita di Patani Timur dan umumnya Halmahera Tengah yang harusnya di selesaikan Pemerintah, DPRD, TNI/Polri untuk kemerdekaan.

“Maka kami anak cucu korban tragedi menuntut Polres Halteng segera ungkap dan adili pelaku, tangkap 8 DPO di Halmahera Timur, Pemerintah Daerah Halmahera Tengah dan DPRD segera lakukan pemulihan ekonomi, stop rampas tanah, dan kami menolak segala bentuk IUP di daratan Patani Timur, “tutup Jasri dengan tegas. (awn/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *