Ternate, Beritadetik.id – Refleksi HUT ke – 20 Gerakan Mahasiswa Penyambung Aspirasi Rakyat (GeMPAR), di area taman Lengmart Kota Ternate, Rabu (10/8/2022) menyuarkan soal ketimpangan dan ketidakadilan di Maluku Utara.
Koordinator GeMPAR Nurdin Amor menyampaikan, praktek ketidakadilan makin subur, eksploitasi buruh, petani dan nelayan tak terbendung, pencemaran lingkungan terus merajalela.
“Perampasan ruang hidup terjadi dimana-mana, baru di Tamba reklamasi kiri-kanan, gusur sana-gusur sini tak teratasi asalkan demi senyum lebar segilintir orang,” ucapnya
Bilang Nudin, Atas nama investasi dan pertumbuhan ekonomi, reforma agraria sejati habis dimutilasi, Padahal seharusnya kehadiran daerah untuk menjawab problem masyarakat dan mewujudkan kesejaterahan, jelasnya.
Kata Nudin, beberapa bulan yang lalu juga kita ketahui secara bersama soal naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat yang melambung tinggi dan berbanding terbalik.
“Harga bahan pokok naik sedangkan harga komoditi lokal kelapa, cengkeh dan pala yang menjadi sumber utama pendapatan sebagian besar masyarakat di Maluku Utara tidak berharga,”ujarnya.
Lanjut Nudin, sumber daya alam di Maluku Utara begitu melimpah. Toh, tetap tidak bisa menjamin kelayakan hidup Masyarakat banyak. Sudah begitu, yang berteriak keadalian justru dikriminalisai tanpa berpikir apa itu Hak Asasi, tutupnya. (*)
Tuntutan
- Tolak Undang-undang No 11 Tahun 2020, Cipta Kerja (Omnibus Law)
- Wujudkan kesejaterahan buruh, petani dan nelayan di Maluku Utara
- Naikkan harga Kelapa, cengkeh pala
- Selamatkan lingkungan hidup
- Tangkap dan adili Pelaku Pembunuhan di Hutan Patani Timur.
- Adili pelaku kekerasan seksual
- Stop rampas ruang hidup masyarakat
- Wujudkan reforma agrarian sejati
- Stop kriminalisasi aktivis
- Stop reklamasi