Aksi Tapal Batas di Halmahera Barat Berujung Bentrok

Aksi Warga Desa Tuada, Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat, Rabu, 12 April 2022.(beritadetik.id).

Halbar, beritadetik.id – Sejumlah warga Desa Tuada, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, menggelar aksi menuntut penyelesaian tapal batas di wilayah setempat, Rabu, 12 April 2022.

Aksi yang berlangsung di Halaman Kantor Bupati Halmahera Barat sekira pukul 09:30 – 11:30 WIT itu,  massa aksi sempat terlibat baku dorong dan nyaris baku hantam dengan sejumlah Anggota Satpol-PP.

Dalam aksi ini, pendemo mendesak pemerintah daerah agar secepatnya menyelesaikan masalah tapal batas antara Desa Tuada, Desa Matui dan Desa Todowongi.

Bacaan Lainnya

Orator aksi, Udin Bakar menyampaikan, desa Tuada pada mulanya dibentuk tahun 1902 yang membawahi Desa Mahimo Bubane Karaja (Desa Matui), Desa Mahimo Tauro ditambah lagi dengan Desa Tataleka dan Porniti.

“Merujuk pada Sensus Penduduk 1980 telah ditetapkan batas-batas desa. Dan Desa Tuada menyiapkan itu tanpa ada sanggahan atau gugatan dari desa tetangga yang berbatas dengan Desa Tuada, sebab Tuada merupakan desa induk.

Dalam perjalanan pemekaran desa lainnya, seperti Desa Matui, Todowongi, Bukumatiti, Porniti dan Gamlamo, muncul masalah batas administrasi desa yang tak kunjung selesai.

Permasalahan ini lanjut Udin, bahwa pada tahun 1968, pemerintah Desa Tuada menghibahkan lahan untuk Desa Bukumatiti dari kampung tua berbatasan dengan Desa Matui, begitu juga dengan Desa Todowongi.

“Pada mulanya masyarakat Todowongi tersebar di hutan Koma, kemudian Pemerintah Desa Tuada di tahun 1958 memberikan tanah/lahan sebagai tempat tinggal di desa sekarang ini,”bebernya.

Senada dengan Udin Bakar, Koordinator Aksi Idhar Bakri dalam orasinya juga ikut menjelaskan, jauh sebelum pada tahun 1914 warga Tuada menggoreskan tinta sejarah heroik yang tidak akan dilupakan oleh bangsa bahkan dunia sekaligus.

“Pembebasan rakyat yang dikomandoi Banau dan Po’en dengan pasukannya telah terbukti berhasil melawan penjajah Belanda dalam perebutan wilayah serta menyelamatkan rakyat Halmahera dan umumnya rakyat Indonesia dari pergulatan bangsa-bangsa,”cetus dia.

Tapi hari ini, lanjut Idhar, balasan pemerintah daerah terkhususnya masyarakat Desa Tuada, Halmahera Barat lebih ngeri dari perjuangan sebelumnya 1914.

“Hari ini kami dimiskinkan, diintimidasi, bahkan ditindas dengan cara yang sangat halus dan sangat keji,”tegas dia.

Ditambahkan, pengurusan pengusulan Banau sebagai pahlawan nasional dari bupati sebelumnya ke bupati aktif, sejauh ini masalah tersebut tidak pernah diselesaikan, karena itu pihaknya berharap agar persoalan batas wilayah ini dapat segera mungkin dituntaskan.

Diketahui pada aksi tersebut, pendemo membawa empat tuntutan. pertama, meminta agar Pemda membatalkan peta citra yang mencaplok batas Desa Tuada tanpa dasar yang jelas.

Kedua, meminta agar kembalikan hak atas tanah Desa Tuada yang saat ini dibangun PT SAT Indonesia.

Ketiga, meminta Pemda Halbar agar seriusi pengusulan Banau sebagai pahlawan nasional.

Dan ke-empat pendemo mengecam jika tuntutan yang dibawakan tidak diakomodir, maka, masyarakat Desa Tuada akan melakukan pemboikotan akses jalan ke Pelabuhan Kontainer sekaligus akan memboikot tahapan Pilkada serentak 2024 mendatang.(bix/red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *