IWIP dan Masyarakat Lingkar Tambang Berkolaborasi Lindungi Kawasan Pesisir

Kegiatan penanaman perdana 5000 bibit mangrove di Desa Kotalo, Weda Timur, Halmahera Tengah, Kamis 16 Maret 2023.(Foto : Ist).
Kegiatan penanaman perdana 5000 bibit mangrove di Desa Kotalo, Weda Timur, Halmahera Tengah, Kamis 16 Maret 2023.(Foto : Ist).

Beritadetik.id – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah, Maluku Utara, terus berkomitmen mempertahankan keberlanjutan lingkungan di sekitar industri.

Hal ini terlihat dari kolaborasi dengan komunitas Fau Yaune serta pemerintah daerah dalam kegiatan penanaman perdana 5000 bibit mangrove di Desa Kotalo, Weda Timur, Halmahera Tengah, Kamis (16/3/2023).

Kegiatan penanaman perdana 5000 bibit mangrove ini kemudian akan dilanjutkan dalam jumlah lebih besar di berbagai lokasi pesisir pantai lainnya dalam naungan.

Bacaan Lainnya

“Program Pelestarian Ekosistem Pesisir Berbasis Komunitas melalui kegiatan transplantasi Karang dan Penanaman Mangrove”.

Selain penanaman mangrove, kegiatan itu juga sekaligus penyerahan bantuan 150 paket sembako kepada masyarakat di Desa Mesa dan Desa Kotalo.

Pj. Bupati Halmahera Tengah, Ikram Malan Sangaji dalam sambutannya pada acara tersebut mengatakan pihaknya sangat senang dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Kegiatan penanaman perdana 5000 bibit mangrove di Desa Kotalo, Weda Timur, Halmahera Tengah, Kamis 16 Maret 2023.(Foto : Ist).

Kegiatan penanaman perdana 5000 bibit mangrove di Desa Kotalo, Weda Timur, Halmahera Tengah, Kamis 16 Maret 2023.(Foto : Ist).“Saya senang sekali IWIP sudah banyak membantu pemerintah dan berkolaborasi untuk membangun sesuatu yang baik,”ucap Ikram.

Bagi Ikram, kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan, sebab, mangrove berguna dalam mereduksi emisi karbon. Sebagai tumbuhan, lanjut Ikram, mangrove berperan penting sebagai buffering sedimentasi dari daratan yang dapat berdampak pada rusaknya lamun dan terumbu karang.

Senada dengan Bupati, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Maluku Utara Fachruddin Tukuboya turut mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, IWIP sangat baik dalam merespon upaya dalam menjaga lingkungan.

“Kenapa harus mangrove? karena kita tahu kerja perusahaan banyak melakukan penebangan pohon, itu banyak sekali karbon yang lepas, nah kita perlu menggantinya lagi,”ujarnya.

Sembari mengatakan pihaknya mendukung IWIP dan WBN yang punya cita-cita yang ambisius untuk memperoleh gold flag dalam pengelolaan lingkungan.

Sementara itu, Ketua Komunitas Fau Yaune, Ismail Muharram mengaku gembira IWIP bersedia berkolaborasi dalam kegiatan penanaman mangrove ini.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Pak Kepala Desa Kotalo dan Camat Weda Timur, serta kepada IWIP. Kami cukup dibantu dalam hal menata lingkungan,” katanya.

Lebih lanjut Ismail mengatakan, pihaknya mengajak pemerintah dan IWIP agar kegiatan seperti ini terus berkelanjutan dan semua pihak bisa bersinergi dalam mengembangkan potensi yang ada di kedua desa tersebut.

“Harapan kami, mengingat Teluk Weda ini telah menjadi kawasan industri, maka kami meminta dengan hormat agar wilayah Weda Timur dapat ditetapkan sebagai wilayah penyeimbang ekologi,” ujarnya.

Kegiatan penanaman mangrove ini menjadi salah satu perhatian serius IWIP dalam pelestarian lingkungan di sekitar industri. Terlebih kawasan IWIP berada di tengah Pulau Halmahera yang memiliki keanekaragaman hayati yang sudah sepatutnya dijaga.

Sebelumnya, di lokasi yang sama, IWIP juga telah bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun Ternate guna melakukan sosialisasi sekaligus meresmikan Komunitas Pelestarian Lingkungan Mtu Mya.

Vice President IWIP, Kevin He menjelaskan bahwa tanggung jawab pelestarian lingkungan ini sejalan dengan visi IWIP yakni “Green Industry to Build the Greener Future”.

Perkembangan IWIP yang kian pesat beriringan dengan pembangunan infrastruktur daerah. Oleh sebab itu, IWIP terus berkomitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah serta masyarakat dalam mewujudkan manfaat industri yang berkelanjutan dan lingkungan yang tetap terjaga.

“Semoga bibit-bibit yang ditanam ini berhasil tumbuh dan bermanfaat bagi bumi Fagogoru,”pungkas Kevin.(red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *