Beritadetik.id – Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate, Tamin Ilan Abanu meminta Pemda Halmahera Barat agar memperhatikan sektor pendidikan dan kesehatan di wilayah setempat.
“Dua aspek ini menjadi penyebab Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Halmahera Barat masuk kategori paling rendah di tahun 2022 kemarin,”ujar Tamin, Senin (13/2/2023).
Dia menyebutkan status pendidikan dan kesehatan di Halmahera Barat yang tidak membaik menjadi salah satu faktor utama rendahnya IPM di daerah itu.
Dengan melihat substansi komentar Kepala BPS Halbar tentang IPM di bawa rata-rata 65,56 tahun 2021 dan 66,20 di tahun 2022. Tamin membandingkan dengan pengklasifikasian kategori menurut BPS, UNDP, dan BAPPENAS.
Dikatakan terdapat 4 kategori pengklasifikasian, pertama sangat tinggi dengan nilai 80 keatas. kedua, tinggi dengan nilai 70 sampai 79. ketiga, sedang dari 60 sampai 69 dan ke empat terendah yaitu di bawah 60.
Dalam hal ini, Tamin menyarankan ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pemda khususnya dinas terkait (pendidikan dan kesehatan) agar di tahun 2023 ini, nilai IPM bisa naik tinggi atau sangat tinggi dari sebelumnya.
Tamin juga menyampaikan jika ini tidak di perhatikan, maka akan berakibat pada angka harapan hidup, angka harapan lama hidup dan lainnya.
“Kenapa demikian? karena angka harapan hidup merupakan indikator yang di gunakan untuk mencerminkan status kesehatan dalam pembangunan manusia,” cetusnya.
Selain itu, Tamin mengungkapkan tingkat pendidikan yang merupakan komponen penting indeks pembangunan manusia harus menjadi perhatian khusus Pemda Halmahera Barat.
“Pemkab Halbar harus perhatikan angka partisipasi sekolah, dan angka putus sekolah, sarana prasarana serta tenaga pendidikan dan lainnya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Tamin, Pemkab harus lebih lagi pada peningkatan IPM dalam hal ini strategi dan cara mewujudkannya dengan kemauan.
“Pemda harus berfikir bahwa manusia adalah kekayaan bangsa sesungguhnya yang harus di jaga dan di layani,” pungkasnya.(nia/red).
Penulis : Rusnia Dale
Editor : Ridho Arief