Beritadetik.id – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Halmahera Utara, angkat bicara terkait kelangkaan minyak tanah di wilayah setempat.
“Masalah kelangkaan minyak tanah di Halmahera Utara saat ini ikut berdampak pada aktivitas para nelayan di Halut. Karena itu kami meminta kepolisian mengusut masalah ini,”ujar Ketua HNSI Halut, Takdir Barakati, Sabtu (15/6).
Selain terjadi kelangkaan, harga jual minyak tanah subsidi yang menjadi hak rakyat itu pun ditemukan terjadi selisih harga di lapangan secara tidak wajar.
“Kondisi harga sekarang selisihnya sangat mahal, yakni Rp 8000/liter. Padahal, harga minyak tanah bersubsidi itu hanya Rp 4000/ liter,”ungkap Mantan Ketua KNPI Halut itu.
Dirinya menduga ada permainan mafia BBM yang dengan sengaja memainkan harga di pasaran.
“Secara ekonomi memang kelangkaan ini memicu kenaikan harga di pasaran, tapi namanya subdisi, negara melalui pemerintah daerah harus menjamin hak masyarakat,”ujarnya.
Terkait masalah ini, selaku Ketua HSNI Halut, Takdir meminta aparat penegak hukum dan pihak berwenang lainya, menyikapi masalah ini secara tegas dan serius.
“Penyebab kelangkaan ini karena dugaan kuat BBM subsidi jenis minyak tanah ini yang menjadi hak masyarakat Halmahera Utara, dijual ke luar atau ke kabupaten lain. Untuk itu harus diusut,”ujar Takdir.
Sembari menilai, Pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Utara tidak memiliki kemampuan dalam memproteksi harga BBM, terutama minyak tanah subsidi.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop) Halmahera Utara, Nyoter Koenoe dikonfirmasi malam tadi lewat via Handphone tidak merespon hingga berita ini dipublis.(mik/red).
Penulis : Maikel Sumtaki
Editor : Ridho Arief