RDP Komisi III DPRD dan RSUD Jailolo Memanas, Bahas Kasus Bayi Meninggal Saat Dilahirkan

Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPRD dan pihak RSUD Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Jumat 17 Februari 2023.(Foto : Nia/beritadetik.id).
Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPRD dan pihak RSUD Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Jumat 17 Februari 2023.(Foto : Nia/beritadetik.id).

Beritadetik.id – Komisi III DPRD Halmahera Barat menilai masalah nyawa bayi dari Desa Gamici, Kecamatan Jailolo yang meninggal dunia saat dilahirkan, murni kelalaian pihak rumah sakit.

Penegasan ini disampaikan Sekretaris Komisi III DPRD Halmahera Barat, Fandi Ibrahim dalam Forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak RSUD Jailolo, Jumat (17/2/2023).

Fandi menyebut kasus bayi dari pasangan suami isteri, Sarni Danoafsindir dan Nasarudin yang meninggal di rumah sakit membawa dampak buruk terhadap daerah.

Bacaan Lainnya

Fandi selaku moderator dalam RDP tersebut menyoroti dua keterangan yang bertolak belakang antara pihak RSUD dan Pihak keluarga Korban.

Baca Juga :

Pelayanan Buruk Nyawa Bayi tak Tertolong, Dirut RSUD Jailolo Halmahera Barat Angkat Bicara

Pasalnya keterangan yang di sampaikan Dirut RSUD Jailolo Dr. Novimaryana Drakel dan Dokter Devi (Spesialis Kandungan) berbeda.

Perbedaan keterangan ini soal pasien dalam keadaan sulit melahirkan dan mengakibatkan kaki bayi sudah di depan pintu rahim terjadi di rumah sebelum dilarikan ke RSUD.

“Dokter Devi saya mau tanya, apakah saat bayi di larikan ke rumah sakit itu kaki bayi sudah keluar?” Tanya Fandi dan kemudian mendapat jawaban ya dari dokter Devi.”

Mendengar Pernyataan itu, Fandi memberikan kesempatan ke pihak keluarga korban (Suami pasien) Nasarudin untuk memberikan keterangan.

“Istri saya pecah ketuban, dan kaki anak keluar di pintu rahim itu terjadi di RSU bukan di rumah,”ucap Nasarudin.

Ia lantas permasalahkan kenapa Dirut dan petugas RSUD tak tahu posisi dokter Devi sedangkan pihak puskesmas mengetahui itu.

Dia bilang akibat kelalaian ini membuat isterinya yang terlihat posisi bayi lagi sungsang terpaksa rujuk ke Tobelo meski harus kembali ke RSUD Jailolo karena masalah miskomunikasi itu.

Baca Juga :

Dokter Umum di RSUD Halmahera Barat Ini Dinonaktifkan Gara-gara Nyawa Bayi tak Tertolong

“Sebelum sampai Sidangoli saya dapat telepon dari saudara saya yang di Puskesmas Jailolo, bahwa Dokter Devi ada di Jailolo kenapa harus kalian rujuk ke Tobelo,”tutur Nasarudin.

Pihak keluarga pasien juga merasa heran kenapa petugas kesehatan di RSUD tidak tahu bahwa dokter Devi sudah di Jailolo malah orang yang di Puskesmas Jailolo yang tahu duluan.

“Dokter Devi lagi buka Polik, jarak antara polik tempat persalinan dan IGD itu tidak jauh. lantas kenapa bilang miss komunikasi dengan jarak yang mudah di tempuh itu,”sesal Nasarudin.

Nasarudin juga mengaku, bahwa petugas di Rumah Sakit juga meminta biaya rujukan sebesar Rp 1,5 juta untuk pakai ambulance rujuk isterinya ke Tobelo, Halmahera Utara.

“Saya telepon ipar saya pastikan pake oto berapa, tanyakan ke petugas RSUD, setelah dia dapat info dia kase kabar 1,5 juta itu di luar yang dampingi,”jelas Nasarudin.

Dia menambahkan terkait masalah ini dirinya terpaksa telepon Kabag Umum Pemda Halmahera Barat untuk meminta bantuan agar hubungi Dirut RSUD.

Berdasarkan keterangan-keterangan yang didapat, Komisi III DPRD Halbar menganggap bahwa hal ini memang murni terjadi dari kelalaiannya petugas kesehatan di rumah sakit.

“Ini perlu untuk di lakukan pembenahan agar tidak terjadi hal serupa di Masyarakat Halmahera Barat yang lain,”ujar dia.

Fandi juga menyebutkan bahwa masalah rumah sakit bukan masalah yang baru sekarang di keluhkan, namun sudah terjadi berulang kali.

“Untuk ibu Dirut, ini menjadi satu kasus yang memang harus di perhatikan karena bagi saya ini bukan miskomunikasi tapi ini murni kelalaian,”tegasnya.

“Sekali lagi untuk ibu Direktur nanti Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit Jailolo harus lebih di maksimalkan,”ujar Fandi.(nia/red).

Peliput : Rusnia Dale
Editor    : Ridho Arief

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *