Opini: Faktor Agama dalam Pilkades Desa Tauro

Penulis : Hasbi Salasa (Aktivis DKI Jakarta)
Penulis : Hasbi Salasa (Aktivis DKI Jakarta)

Penulis : Hasbi Salasa, Mantan Ketua Umum HMI Korkom Universita Bung Karno Cabang Jakarta Pusat Utara Periode, 2018/2019

 

PEMILIHAN Kepala Dasa baru-baru yang dilaksanakan pada Agustus 2022. Suhu politik desa mulai memanas, khususnya di Desa Tauro Kecamatan Jailolo. Suasana di satu desa kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat terlihat tidak biasa-biasa saja. Di beberapa Desa bahkan terasa begitu adem-ayem.

Bacaan Lainnya

Panasnya suhu politik di Desa Tauro disebabkan oleh kebijakan, karakter, dan pernyataan kontroversial. Terakhir adalah pernyataannya tentang agama oleh oknum di desa bahkan sampai di tingkat kecamatan.

Kemarahan masyarakat semakin meningkat, tapi tertutup, penegak hukum terkesan lamban atau tidak menanggapi pengaduan dengan serius. Berbagai pihak khawatir, kasus isu agama dapat memantik kekerasan bernuansa suku, adat, ras, dan agama (SARA).

Dalam situasi demikian, banyak seruan agar masyarakat tidak membawa isu SARA dalam pilkades. Sebagian beralasan membawa isu SARA adalah bentuk sektarianisme dan demokrasi yang tidak dewasa. Sebagian lainnya berpendapat menyeret agama dalam pilkades adalah perbuatan yang merendahkan nilai-nilai agama karena menjadikannya sebagai alat merebut kekuasaan belaka.

Sulit Dihindari. Sangat sulit memisahkan agama dalam percaturan politik. Pertama, agama dan politik merupakan satu kesatuan ajaran. Agama memiliki tuntunan yang lengkap dalam semua bidang kehidupan. Sebagian umat berkeyakinan, bahwa al-din (agama), dunya  (kemasyarakatan), dan daulah (pemerintahan) adalah kesatuan yang utuh. Kelompok ini mewajibkan memilih pemimpin dan bercita-cita mendirikan negeri konflik.

Pemahaman bahwa agama dan politik adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, juga terdapat dalam agama lain. Angela Merkel, kanselir Jerman, adalah pemimpin Partai Persatuan Demokrat Kristen (CDU). Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, adalah tokoh Partai Likud yang berhaluan Yahudi fundamentalis. India sekarang ini dikuasai Bharatiya Janata Party (BJP) yang berideologi Hindu. Beberapa negara di Asia menjadikan Buddha sebagai agama resmi.

Kedua, menjadikan agama sebagai pertimbangan utama dalam pemilihan jabatan di desa merupakan ekspresi religiusitas. Masyarakat Desa Tauro adalah masyarakat yang religius yang sangat menghormati dan taat menjalankan ajaran agamanya. Beragama dan mengamalkan ajaran agama sesuai keyakinan adalah hak konstitusional.

Sesuai prinsip konfesional, Desa Tauro tidak melarang penggunaan simbol dan identitas agama di ruang publik. Karena itu, jika suatu agama menganjurkan pemeluknya memilih pemimpin yang seiman berdasarkan suatu agama merupakan hak asasi dan hak warga negara.

Sebagian bahkan berpendapat bahwa pemimpin loyal dan profisonal lebih baik dibandingkan pemimpin tidak loyal dan profisonal yang lemah. Walau demikian, sesuai lahirinya Desa Tauro berprinsip memilih pemimpin profisonal adalah kewajiban, apalagi jika dia berkemampuan. Pengalaman di beberapa tempat, kampanye memilih pemimpin profisonal tidak hanya berkembang di lingkungan umat Islam, tetapi juga di lingkungan Kristen, Hindu, dan agama lain.

Ketiga, memilih kepala Dasah Tauro adalah soal favoritisme. Umumnya pemilih cenderung menentukan pilihan berdasarkan personal proximity (kedekatan pribadi) atau kesamaan-kesamaan dan preferensi seperti agama, suku, profesi, hobi, organisasi, penampilan, tutur bahasa, atau faktor-faktor emosional lain. Idealnya, masyarakat memang memilih berdasarkan penilaian rasional seperti program kerja dan kecakapan. Tetapi, realitasnya jumlah mereka sangat sedikit. justru memilih karena alasan pragmatis: isi tas!

Saling Menghormati. Terkait dengan pilkades Desa Tauro , ada empat hal yang perlu dibangun. Pertama, bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pilkades Desa Tauro. Terdapat kecenderungan partisipasi masyarakat dalam pilkades menurun.

Kedua, membangun sikap dan perilaku saling menghormati. Demokrasi meniscayakan perbedaan pilihan. Memilih berdasarkan pertimbangan keimanan dan kesukuan bukanlah sikap sektarian. Di Amerika Serikat, negara yang dianggap sebagai model dan kampiun demokrasi, faktor agama masih cukup dominan. Dalam sebuah kesempatan Presiden Obama mengatakan: saya sangat kecewa jika warga kulit hitam memilih Trump. Sama hanya dengan kalangan Kristen Konservatif yang mendukung Donald Trump karena sentimen Republikan.

Ketiga, menegakkan undang-undang dan peraturan pilkades Desa Tauro. Tempat ibadah, lembaga pendidikan, dan institusi pemerintahan tidak boleh dipergunakan dan disalahgunakan untuk kampanye. Menistakan agama adalah perbuatan kriminal. Siapa pun yang melakukan pelecehan agama harus ditindak sesuai hukum. Negara harus tegas dan tidak boleh kalah. Yang juga terlarang adalah praktik politik uang dan bentuk-bentuk politik transaksional lain.

Keempat, membangun sikap ksatria, siap menang, siap kalah, dewasa menerima perbedaan, jiwa besar menerima kekalahan dan kesantunan merayakan kemenangan.

Pilkades Desa Tauro adalah peristiwa politik biasa, mekanisme demokrasi untuk pemimpin Desa yang terbaik, melayani masyarakat Desa Tauro dan membangun bangsa yang bermartabat. Umat beragama berperan penting dalam menyukseskan pilkades, Umat beragama dapat menjadi teladan berpolitik yang santun dan berkeadaban sebagai perwujudan nilai universal agama. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *