Sultan Tidore Salurkan Ribuan Masker Untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Gamkonora

Sultan Tidore Husain Alting Sjah melalui tim relawan enyalurkan bantuan masker untuk para pengungsi terdampak dampak erupsi gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat.(Foto : Istimewa).
Sultan Tidore Husain Alting Sjah melalui tim relawan enyalurkan bantuan masker untuk para pengungsi terdampak dampak erupsi gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat.(Foto : Istimewa).

Beritadetik.id – Sultan Tidore Husain Alting Sjah menyalurkan bantuan masker untuk para pengungsi terdampak dampak erupsi gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat.

Penyaluran bantuan dilakukan secara langsung oleh tim relawan kepada posko Palang Merah Indonesia Kabupaten Halmahera Barat semalam di desa Sangaji Nyeku disaksikan oleh Kades dan tim penanggulangan bencana setempat.

“Kami membawa 5000 pcs masker dan diserahkan ke posko. Nanti akan dibagikan ke warga yang sangat membutuhkan,”jelas Vando dari tim relawan Sultan Tidore.

Bacaan Lainnya

Selain menyalurkan bantuan kemanusiaan, tim akan melakukan koordinasi dan assessment kebutuhan di lapangan karena Sultan Tidore berniat mengunjungi warga terdampak erupsi gunung Ibu secara langsung untuk memberikan bantuan.

“Ada sekitar 2053 pengungsi yang tersebar di tujuh titik pengungsian. Kebanyakan perempuan. Mereka butuh bahan makanan terutama kebutuhan bayi dan anak anak dan bahkan ada yang meminta bantuan Al Kitab,”tambah Vando.

Sultan Tidore Husain Alting Sjah yang juga anggota DPD RI mengatakan dirinya akan melihat secara langsung warga terdampak dan membantu koordinasi bantuan dari pusat. “Sudah sebulan warga terdampak dan mereka butuh penanganan yang lebih baik,”kata Sultan.

Ia juga berterima kasih ke jajaran pemerintah Halmahera Barat dan semua organisasi kemanusiaan terutama PMI Halmahera Barat yang telah memberikan pendampingan dan penanganan di lapangan secara tepat.

“Spirit kemanusiaan yang menyatukan kita,”tambahnya. Sultan mendoakan erupsi gunung Ibu secepatnya menurun dan berhenti sehingga warga bisa kembali ke rumah dan beraktifitas seperti biasa.

Menurut Badan Geologi, dalam sebulan terakhir, telah terjadi 13 kali letusan. Beberapa diantaranya menghasilkan kolom abu yang mencapai 6000 meter disertai petir sehingga warga diminta untuk tidak mendekati area gunung.

Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, letusan Gunung Ibu tercatat sejak tahun 1911 dan mulai tahun 1998 muncul sumbat lava yang kemudian tumbuh menjadi kubah lava.

Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, terjadi erupsi erupsi dengan intensitas lemah hingga sedang. Sejak tahun 2020-2023 frekuensi erupsinya semakin berkurang jumlahnya setiap hari, tetapi kolom letusan cenderung bertambah tinggi.

Kondisi ini berhubungan dengan meningkatnya gempa-gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal. Saat ini kubah lava di Gunung Ibu telah melampaui dinding kawah sehingga mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut.

Secara spesifik, Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki tinggi puncak 1.340 m di atas permukaan laut dan pada koordinat 1° 29’ LU dan 127° 38′ BT. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.(*).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *