Kostum Goheba dan Rempah Ternate Bakal Tampil di Acara Apeksi 2024

Kostum Goheba dan Rempah Ternate yang akan ditampilkan di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ke XVII di Kota Balikpapan, pada 1-6 Juni 2024 mendatang.
Kostum Goheba dan Rempah Ternate yang akan ditampilkan di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ke XVII di Kota Balikpapan, pada 1-6 Juni 2024 mendatang.

Beritadetik.id – Pemerintah Kota Ternate bakal menampilkan kostum Goheba dan Rempah di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ke XVII di Kota Balikpapan, pada 1-6 Juni 2024 mendatang.

Dua kostum yang menjadi identitas Kota Ternate itu dirancang dengan burung berkepala dua (Goheba) dan kostum Kota Rempah yang didesain dengan simbol cengkeh dan pala.

Kadis Pariwisata Ternate, Rustam P. Mahli mengatakan, kostum Goheba tidak hanya sekadar pakaian karnaval, tetapi juga merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur Kesultanan Ternate.

Bacaan Lainnya

“Kostum ini mengandung makna kejayaan masa lalu, keberanian dalam menghadapi tantangan, dan kebijaksanaan dalam memimpin semuanya tergambarkan dalam desain kostum ini,”terangnya.

Selain itu, terkait simbol burung berkepala dua mengingatkan akan pentingnya keseimbangan antara kekuasaan dan kebijaksanaan, antara masa lalu yang gemilang dan masa depan yang penuh harapan.

Selain itu, kata dia, kostum Goheba dipercayah sebuah upaya untuk menghidupkan kembali kejayaan Kesultanan Ternate melalui ekspresi seni dan budaya.

Burung Goheba sebagai simbol kebanggaan dan kekuatan membawa pesan tentang keagungan Kesultanan Ternate kepada dunia.

“Melalui kostum ini juga, kita tidak hanya merayakan warisan sejarah yang kaya, tetapi juga menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga dan melestarikan kebanggaan budaya Ternate,”katanya.

Lebih lanjut, Rustam menjelaskan, tentang desain Kostum Rempah yang terinspirasi dari cengkeh dan pala, adalah perwujudan visual dari kejayaan rempah-rempah Moloku Kieraha, yang pernah menjadi primadona di mata bangsa Eropa dan Timur Tengah pada masa lalu.

“Kostum ini tidak hanya mencerminkan kekayaan alam Maluku Utara, tetapi juga mengisahkan sejarah perdagangan yang menghubungkan berbagai budaya dan peradaban,”terangnya.

Ia menjaskan Kostum Rempah dirancang dengan mengedepankan simbol-simbol cengkeh dan pala, dua komoditas yang pernah mengangkat nama Maluku di peta perdagangan dunia.

“Melalui desain ini, kita menggali kembali masa-masa kejayaan ketika rempah-rempah dari Maluku diperebutkan oleh para pedagang dan penjelajah dari seluruh dunia,”tambahnya.

Rustam menerangkan, Kostum Rempah ini dihiasi dengan motif cengkeh dan pala yang diukir dengan detail pada kain dan aksesori. Warna-warna yang digunakan adalah hijau tua untuk daun cengkeh dan cokelat keemasan untuk biji pala, menggambarkan keaslian dan kekayaan rempah-rempah tersebut.

Mahkota Rempah yang dikenakan oleh penari karnaval dihiasi dengan replika biji pala dan bunga cengkeh, melambangkan kejayaan dan kemewahan yang dihasilkan dari perdagangan rempah.

“Mahkota ini juga menandakan status dan kebanggaan sebagai pusat penghasil rempah dunia,”katanya.

Ia bilang, pakaian dasar terinspirasi dari pakaian tradisional Malut, dipadukan dengan sentuhan modern untuk memberikan kesan elegan dan megah.

“Kain songket dan tenun yang digunakan dihiasi dengan motif rempah, memberikan nuansa sejarah dan kekayaan budaya,”

Ia menjelaskan, sayap dan jubah pada kostum melambangkan penyebaran rempah-rempah ke seluruh dunia. Warna jubah yang cerah seperti emas, merah, dan hijau mewakili kekayaan, keberanian, dan kesuburan. Sayap yang lebar menggambarkan penyebaran pengaruh dan perdagangan rempah ke Eropa dan Timur Tengah.

“Bahkan Kostum ini dilengkapi dengan aksesori yang menggambarkan alat-alat perdagangan seperti timbangan emas, kotak rempah, dan peta kuno. Aksesori ini melambangkan sejarah perdagangan rempah-rempah yang menghubungkan Maluku dengan dunia,”ujarya.

Tak hanya itu, Desain kostum menggambarkan kejayaan masa lalu Maluku sebagai pusat perdagangan rempah dunia. Cengkeh dan pala menjadi simbol kekayaan alam yang membawa Maluku ke puncak kejayaannya.

“Melalui desain ini, kita mengingat kembali masa ketika bangsa Eropa dan Timur Tengah berlomba-lomba datang ke Maluku untuk mendapatkan rempah-rempah yang berharga ini,” katanya

Ia menambakan, kostum karnaval Rempah adalah perayaan visual dari kejayaan rempah-rempah Maluku. Kostum ini tidak hanya menghidupkan kembali sejarah perdagangan dan kejayaan ekonomi masa lalu, tetapi juga menampilkan kekayaan budaya dan alam yang masih dapat dibanggakan hingga hari ini.

“Para peserta karnaval menyampaikan pesan tentang pentingnya warisan rempah-rempah dan pengaruhnya yang mendunia, serta kebanggaan akan identitas lokal yang kaya dan berharga,”pungkasnya.(ian).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *