Ternate, beritadetik.id – Pemasangan pagar kawat disepanjang jalan umum tepat di depan Kantor Wali Kota Ternate mendapat tanggapan kritis dan progres dari Mahasiswa Ternate, Maluku Utara.
Salah satu anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Masure (IPMM) Kota Ternate, Maluku Utara, Gusai Fabanyo kepada beritadetik.id mengatakan, sekalipun polisi ataupun kelompok siapa saja yang memiliki kepentingan individu/kelompok sengaja membatasi perjuangan mahasiswa dan masyarakat dengan berbagai macam cara, pihaknya akan tetap terus berjuang
“Bahkan langkah-langkah itu seperti pemasangan kawat akan membuat amarah perlawanan kami semakin bergejolak,”tegasnya.
Lagi, Gusai bilang, terkait pagar kawat yang melintang panjang di jalan umum depan Kantor Wali Kota yang diduga dipasang oleh anggota Brimob, pihaknya tetap turun boikot tanpa kendor
“Dilain sisi, langkah itu sengaja dilakukan untuk menghindari aksi sekaligus membunuh psikologi massa, “cetus dia.
Dijelaskan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Sembilan Bahan Pokok (Sembako), mafia-mafia BBM, serta masa perpanjangan Presiden tiga periode merupakan problem nasional yang paling fundamental (mendasar) bagi masyarakat luas dan mencederai demokrasi kita
“Iya, itu masalah mendasar bagi masyarakat kelas bawa, karena itu sangat mempengaruhi aktifitas dan kebutuhan masyarakat. Jika hal ini tidak secepatnya diselesaikan maka tidak menutup kemungkinan masyarakat akan satu persatu meninggal ditengah sistem ekonomi politik yang hanya berpihak pada kelompok oligarki, elit-elit politik dan kapitalisme, “beber Gusai yang juga sebagai aktifis SAMURAI itu.
Lanjut, kata dia, bahwa masyarakat Maluku Utara khususnya Kota Ternate belakangan ini telah sadar apa yang dilakukan oleh negara, karena kebijakan Pemerintah dan DPR (Negara) akhir-akhir ini sudah nampak terlihat menyengsarakan masyarakat
“Di Ternate dan daerah lainnya di Maluku Utara, sebagian besar masyarakat kelas bawa sudah menyadari bahwa kebijakan pemerintah dan DPR disektor ekonomi seperti harga BBM, Sembako dan lainya sangat merugikan bahkan nantinya memicu kemiskinan panjang berujung kematian, “ringkasnya.
Jadi, pihaknya yang terintegrasi dalam barisan Komite BBM Kota Ternate akan turun bersamaan dengan Komite Mahasiswa Bersatu dengan berbeda rute aksi
“Demi BBM dan masalah lainya, Aksi jilid II tanggal 18 April 2022 akan lebih berduri bagai ranjau yang dipasang Che Guevara di medan perang . Kami pastikan mahasiswa dan masyarakat akan bertumpah ruah disepanjang jalan kota Ternate, tak perduli dengan pagar kawat di depan Kantor Wali Kota dan atau penghalang-penghalang lainnya, “ucap Gusai yang juga tergabung dalam Komite BBM Kota Ternate itu dengan tegas.
Selain itu, sembari ia menanggapi regulasi yang bakal dikeluarkan oleh Pemkot Ternate soal harga BBM untuk penjual eceran, diketahui sebelum itu sudah ada Perpres yang melarang BBM jenis pertalite/pertamax yang didistribusikan ke pengecer itu khusus hanya solar dan minyak tanah
“Maka pemerintah serta aparat yang taat aturan dengan gaya instan itu akan berpotensi mempidanakan seluruh penjual pengecer BBM dengan regulasi abal-abal yang dibuat, “tutupnya. (awn/red).