Beritadetik.id – Sebanyak 77 anak putus sekolah di Kota Ternate, Maluku Utara mengikuti ujian paket A, B dan C.
Ujian paket tersebut diselenggarakan di Satuan Pendidikan Non formal (SPNF) pada Sangkar Kegiatan Belajar (SKB) Kelurahan Dufa Dufa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Muslim Gani mengatakan pihaknya memantu peserta ujian kesetaraan pada hari kedua.
“Mereka mengikuti paket A untuk SD itu ada 19 orang, paket B untuk SMP 19 dan paket C untuk SMA 39 orang. Ini semua dari anak anak putus sekolah,” ujar Muslim, Selasa (16/5).
Dari jumlah 77 orang yang mengikuti ujian kesetaraan di SKB. Ada 4 orang tidak ikut ujian paket C karena 2 meninggal dunia dan 2 tak mengetahui keberadaan sehingga secepatnya dicari agar ditemukan sebab kemungkinan besar sudah keluar dari Ternate.
“Sehingga harapan saya, anak anak putus sekolah ada masyarakat maupun orang tua yang tahu bahwa ada anak putus sekolah di setiap kelurahan baik RT/RW agar diberitahukan supaya kita daftarkan ke SKB untuk ikuti ujian paket kesetaraan,” ucapnya.
Ia menyampaikan karena Pemkot Ternate dalam hal SKB setiap tahun melaksanakan ujian kesetaraan, salah satu pendidikan non formal yang statusnya negeri sementara yang swasta itu di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sehingga nanti di cek lagi.
“Sedangkan untuk penentuan kelulusan semua dikembalikan ke Satuan pendidikan dalam hal ini SKB dan ujian ini berlangsung dari Senin hingga berakhir Rabu besok,” tandasnya.
Sementara, Wakil Bidang Pembelajaran SKB, La Sinta Jamau menjelaskan, sebelum mengikuti ujian paket, anak putus sekolah ini harus melalui sistem proses belajar mengajar seperti mandiri, tutorial, tatap muka kemudian menggunakan sistem modul.
“Jika sudah tatap muka baru diberikan kesepakatan dengan anak siswa berupa sistem kontrak seperti modul pertama hingga semester. Itu dia langsung mengikuti ujian,” ujarnya.
Kemudian itu nilai akan di upload dalam dapodik, jadi dia harus lewat proses berjenjang tingkat I paket A setara dengan kelas 1,2 dan 3, tingkat II paket A setara dengan SD kelas 4,5 dan 6.
“Baru tingkat III paket B, setara dengan SMP kelas 7 dan 8 tingkat IV kelas 9 tingkat V paket C setara SMA 10 dan 11 serta tingkat VI setera kelas 12,” ucapnya.
Jadi disini juga ada 4 orang ikut ujian di lapas sebab kegiatan pembelajaran paket ini mereka punya hak mendapat pendidikan baik jalur formal, non formal dan informal.
“Meskipun pihak lapas tahan mereka tapi masih wilayah kerja kami di SKB karena anak putus sekolah masih membutuhkan layanan pendidikan agar memberi hak, apalagi masih dalam usia sekolah. Yang tidak usia sekolah saja dilayani pendidikan,” paparnya.
Semua harus ikut proses, tidak boleh langsung mengikuti ujian kesetaraan karena sekarang sistem dapodik yang harus daftarkan, prosesnya seperti pendidikan formal cuma proses belajarnya berbeda jadi kita tidak 100 persen tatap muka hanya 20 persen saja.
Terpisah Ketua TP-PKK Kota Ternate, Marliza M Tauhid Soleman mengatakan bersama
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Ternate bersama dengan Sangkar Kegiatan Belajar (SKB) berkomitmen mengentaskan masalah anak putus sekolah di Kota Ternate.
Komitmen dalam bentuk Momerandum of Understanding (MoU) antara TP-PKK Kota Ternate dan SKB di Dufa Dufa itu, merupakan wujud kepedulian TP-PKK untuk mendukung program Pemkot terkait perbaikan SDM yang berkualitas melalui pendidikan.
Marliza mengaku, sebagai salah satu organisasi perempuan yang menjadi mitra pemerintah, TP-PKK berkewajiban membangun dan mendukung program-program Pemerintah Kota Ternate.
“Salah satu yang telah dilakukan adalah membuat komitmen dengan Satuan Pendidikan Non formal (SPNF) SKB Kota Ternate tentang ujian paket A, B dan C untuk anak putus sekolah,”jelasnya.
TP PKK Kota Ternate terus bergerak aktif melaksanakan berbagai program kerja sebagai upaya menyentuh langsung ke masyarakat.
“Sebagai mitra pemerintah kota Ternate TP-PKK berkewajiban membantu semua program Pemkot termasuk dalam bidang pendidikan,” cetusnya
Sementara PKK Pokja II Bidang Pendidikan, DJ. Nurlette menambahkan, penanda tanganan MoU dengan SKB pihaknya juga ikut memantau pelaksanaan ujian kesetaraan berjalan lancar dan aman.
“Harapannya anak ini bisa mendapatkan ijazah agar lanjut sekolah atau dapat pekerjaan pada instansi maupun swasta ketika yang membutuhkan tenaga kerja,” pungkasnya.(ian/red).