Beritadetik.id – Banjir bandang yang melanda Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (25/8/2024) hingga menelan belasan korban jiwa ternyata terungkap sejumlah fakta yang wajib diketahui.
Sejumlah warga setempat mengungkapkan, peristiwa banjir di RT01 Kelurahan Rua pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya.
“Sebelum bencana besar pada Minggu 25 Agustus 2024 kemarin, banjir di lokasi tersebut juga terjadi pada Sabtu 23 September 2017,”ungkap sejumlah warga setempat.
Banjir 2017 di wilayah itu terjadi pukul 15.00 WIT sore. Beruntung saat itu tak sampai menelan korban jiwa, namun sekolah SD 66 Rua ikut mengalami rusak berat.
Warga setempat mengungkapkan, bahwa saat banjir 2017, pagar sekolah sepanjang 64 meter roboh dihantam banjir. Selain itu sejumlah fasilitas sekolah rusak, bahkan lumpur di ruang-ruang kelas setinggi lutut orang dewasa.
Jauh sebelum itu, sejumlah tokoh masyarakat setempat yang dikenal tetua kampung Rua juga menyebutkan, bahwa tahun 70 an, bencana di titik tersebut juga pernah terjadi.
“Kalau orang tua-tua kami di Rua ini bilang lokasi banjir sekarang adalah jalur air sebelum barangka. Jadi mereka pernah ingatkan jangan membangun rumah di jalur air tersebut,”ungkap Is warga Rua.
Cerita peristiwa beberapa tahun silam itu rupanya kembali terjadi bahkan lebih besar dari sebelumnya, tepatnya pada Minggu, 25 Agustus 2024, sekira Pukul 03.20 WIT dini hari.
Malam itu hujan deras mengguyur Kota Ternate, sebagian besar warga sekampung sudah tertidur lelap. Saat semua lengah, banjir bandang menyapu kampung RT01 Kelurahan Rua.
Banjir bandang itu mengubur hidup-hidup belasan warga. Hingga Selasa (27/8), Basarnas Ternate merilis total korban ditemukan meninggal 18 orang, dan 8 orang luka-luka.
Selain korban jiwa, tercatat 25 rumah rusak berat, lima rumah diantaranya hilang dan satu unit tempat ibadah atau musala juga ikut rusak.(*).
